{13} BONEKA MARCEL

4.4K 1K 43
                                    

Rasya menatap Elina yang mendekat sembari membawa boneka di tangan kanannya. Gadis itu terlihat memeluk boneka yang entah dari mana gadis itu dapatkan.

Hani yang sedari tadi duduk diam di sofa menoleh, dia memicingkan kedua matanya melihat boneka yang di pegang oleh Elina.

"Boneka Lo El?" Tanya Hani pada gadis itu.

Elina segera duduk tak jauh dari Hani dan memangku bonekanya. Ia menggeleng, Velin yang sedang memakan keripik menatap lekat-lekat boneka di tangan Elina kemudian dia menoleh pada Rasya.

"Rasya bonekanya-"

Velin mengatupkan bibirnya rapat-rapat saat Rasya meletakan telunjuk di bibirnya pertanda Velin harus diam. Hani menatap keduanya dengan tatapan aneh namun suara nyonya Rosaline terdengar membuat Hani tidak jadi bertanya pada mereka.

"Ya ampun saya cari kemana-mana ternyata bonekanya disini, syukurlah kalau sudah ditemukan"

Elina mendongak menatap nyonya Rosaline yang datang kearahnya. Elina langsung mengangkat bonekanya hendak memberikannya kembali pada wanita itu mengingat perkataannya tadi seolah-olah ini adalah bonekanya.

"Kalo kamu suka ambil aja, kayaknya dia juga suka sama kamu Elina" ucap nyonya Rosaline.

"Tapi ini kan bonekanya nyonya"

Nyonya Rosaline yang sudah berdiri di depan Elina tersenyum lalu dia mengusap kepala Elina.

"Memang setiap ada pengunjung saya selalu memberikan boneka pada mereka, jadi sekarang boneka ini punya kamu. Namanya Marcel"

Hani menaikan sebelah alisnya, benarkah? Tapi di iklan yang tertera di brosur tidak ada kata-kata yang wanita itu sebutkan.

"Wahh makasih, Elina bakal jaga baik-baik bonekanya" ucap Elina dengan wajah gembira.

"Wah boneka siapa di tangan Lo El?" Tanya Brian yang baru saja datang setelah nyonya Rosaline pergi dari sana.

"Aku dikasih sama nyonya Rosaline, awalnya aku temuin bonekanya di bawah meja dapur" jawab Elina.

"Tapi bonekanya keliatan serem"

Hani mengangguk setuju mendengar ucapan Velin, entah mengapa dia malah menjadi terbayang film horor yang mengusung boneka sebagai wajah dimana hantu itu tinggal.

"Engga ko malah keliatan lucu bonekanya" sangkal Elina.

"Ya kan bocil biasa liat boneka ber-abs punya gue makanya liat boneka itu walaupun ganteng bawaannya serem ga ada absnya" jelas Hani yang membantu Velin agar tidak kalah dengan Elina.

"Udah ayo katanya kita mau jalan-jalan di sekitar sini" ajak Leo menengahi keduanya.

Hani melirik pria itu sejenak lalu dia membuang muka, selalu saja Leo menolong Elina saat berdebat dengannya.

"Ayo" ajak Candra pada Velin, Velin mengangguk dia berdiri dan menerima uluran tangan Candra.

Rasya menepuk bahu Hani dan berdiri menyusul Velin dan Candra yang sudah berjalan di depan. Hani dengan setengah hati ikut berdiri, dia kemudian menatap Brian yang sedang menatapnya juga.

"Sorry ya perkataan gue kemaren" kata Brian yang memberikan sebungkus coklat pada Hani.

Hani menerimanya, dia lalu mengangguk dan kembali menatap Brian.

"Beli dimana? Jangan bilang Lo nyolong yah!" Tuduh Hani pada Brian.

"Bukan lah, gue bawa dari rumah" jawab Brian yang sudah berjalan di depan.

"Buat apa Lo beli coklat? Apalagi ini ada bunga lope-lopee juga anjir ada foto Abs cogan!"

"Buat jaga-jaga" gumam Brian.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang