{19} TEMAN BARUUU

2.9K 749 45
                                    

"Selamat pagi anak-anak, kita kedatangan teman baru ya hari ini... Namanya Nicolas..."

"Wih kan bener kinclong banget mukanya mirip anaknya artis" kata Hani menunjuk murid baru di depan.

"Iya ganteng" sambung Velin yang duduk di sebelah Hani.

Velin mengamati anak baru di depan yang sekarang berjalan menuju bangku kosong. Dia nampak memakai sesuatu di telinganya, seperti alat bantu pendengaran.

"Sekarang ibu mau kalian maju dan sebutin cita-cita kalian ya..." Ucap guru di depan.

Semua anak mengangguk, guru di depan kemudian menatap Hani yang sibuk mengoleskan sesuatu di bibirnya seperti lip balm.

"Coba Hani maju kasih tau ke temen-temen cita-cita kamu apa"

Hani langsung berdiri, dia membenarkan seragamnya sendiri sebelum melangkah maju kedepan.

"Jadi Hani kalo besar mau jadi apa?"

Hani menoleh menatap gurunya yang masih muda, cita-citanya ya?

"Mau jadi istrinya orang kaya Bu" jawab Hani.

Semua murid menatap wajah Hani dengan berbagai ekspresi, sedangkan Velin sudah mengacungkan dua jempolnya keatas.

"Maksud ibu, kalo kamu sudah besar kamu mau jadi apa? Semisal jadi ibu guru, atau dokter?"

"Iya Bu Hani mau jadi istrinya orang Kaya" jawab Hani lagi.

Ibu guru di sebelah Hani nampak menghela nafas, bagaimana cara menjelaskannya pada Hani yang masih kecil ini? Kalau itu bukanlah cita-cita.

"Emangnya kalo menikah sama orang kaya itu cita-cita ya?" Tanya anak lelaki yang duduk di paling pojok, Natael rival Hani.

Hani langsung menatap Natael, tentu saja itu adalah sebuah cita-cita dan tujuan hidup wanita yang pas-pasan otaknya mirip dengan dia ini.

"Iya dong, kalo kita jadi kaya kita bisa beli apa aja, jadi apa aja bisa. Kalo besok mau jadi guru tinggal sogok aja mentrinya" jawab Hani.

Jawaban yang mampu membuat ibu guru kelabakan.

"Yasudah Hani boleh duduk"

Hani kembali ke kursinya dia tersenyum puas melihat ekspresi Natael yang nampak tidak terima dengan jawabannya.

"Nah sekarang Velin ayo"

Velin mengangguk, dia langsung berdiri dan maju kedepan. Cita-citanya? Tentu saja...

"Kalo Velin udah besar Velin mau menikah sama Candra" kata Velin dengan wajah polos dan meyakinkan menatap teman-teman lalu beralih menatap gurunya sendiri.

"Menikah?" Tanya ibu guru dan Velin mengangguk.

"Iya" jawab Velin.

Ibu guru di sebelah Velin memejamkan matanya sejenak, sepertinya anak muridnya ini sudah terkontaminasi dengan sinetron-sinetron jaman sekarang. Astaga....

Jam istirahat...

Velin dan Hani sama-sama tengah menatap bekal buatan Luke yang er....

"Jatohnya horor ya Vel" kata Hani dan Velin mengangguk.

"Besok-besok minta Rasya aja yang siapin bekal jangan Luke" kata Velin dan Hani mengangguk setuju.

Bekal mereka benar-benar.....

"Itu di telinga kamu ada apa?" Tanya Bella menatap Nicolas di depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Itu di telinga kamu ada apa?" Tanya Bella menatap Nicolas di depan.

Hani menatap kedepan, dia mengamati gerak-gerik Bella dan teman-temannya yang tengah berdiri di depan Nicolas.

"Bukan apa-apa" jawab Nicolas.

"Tapi kemaren aku liat saudara aku pake itu loh, kata mamah itu alat biar bisa denger suara orang" ucap salah satu gadis di sebelah Bella.

"Kamu ga bisa denger ya?"

Nicolas menunduk, dia meremas tangannya sendiri dan nampak tidak nyaman dengan tatapan Bella dan teman-temannya.

"Oh ya Bella, kamu pake kacamata..."

Semua orang menatap kearah Hani yang baru saja bersuara. Di sebelah Nicolas kini sudah berdiri Velin dan Hani menatap kearah Bella dan teman-temannya dengan tatapan tajam.

"Kamu ga bisa liat ya Bella makanya pake kacamata?" Tanya Velin. Dengan Hani yang tersenyum miring dan menaikan sebelah alisnya.

Bella terkejut, dia bukannya tidak bisa melihat. Hanya saja dia ingin terlihat lebih cantik saja makanya dia memakai kacamata.

"Bukan! Aku pake kacamata supaya keliatan cantik, kata Tante aku gitu" jawab Bella.

"Ohh gue kira Lo, maaf... Ga bisa liat soalnya kan nenek gue pake kacamata dan dia emang ga bisa liat dengan jelas lagi" kata Hani membuat Bella terdiam menahan kesal.

"Kalian berdua nyebelin!" Ucap Bella lalu berbalik dan pergi begitu saja.

"Buset, langsung kabur dia. Padahal belum gue keluarin ulti gue tadi" Hani menatap kepergian Bella dan teman-temannya sampai gadis itu keluar dari kelas.

"Kamu gapapa kan? Jangan dengerin ucapannya nenek lampir ya. Dia emang mulutnya pedes tapi pedesaan Hani ko..."

Nicolas menatap Velin, dia kemudian menganggukan kepalanya. Baru pertama kali dia di bela seperti ini, biasanya juga dia di bully. Sebenarnya alasan dia pindah kesini karena dia di bully di sekolahnya dulu jadi ibunya memutuskan untuk memindahkannya kesini.

"Udah yuk makan di kantin" ajak Hani sembari menarik lengan Nicolas membuat Nicolas mau tak mau berdiri dan di bawa keluar dari kelas.

Ketiganya berjalan di lorong menuju kantin sampai mereka bertemu dengan Natael dan teman-temannya.

"Mau kemana?" Tanya Natael yang berdiri di depan Hani.

"Ck, minggir awas. Mau kemana terserah gue dong" kata Hani sembari bergeser dan kembali berjalan.

Natael berbalik menatap Hani yang berjalan menjauh bersama teman baru mereka dan Velin. Natael melihat Hani yang memeluk sebelah lengan Nicolas dan dia segera berjalan menyusul mereka bertiga.

"Ck, ngapain si Lo ikutan juga? Udah sana pindah jangan duduk di sini" usir Hani pada Natael yang tiba-tiba saja duduk di sebelahnya.

"Emangnya kenapa?" Tanya Natael yang tengah memakan roti bakar.

Hani kembali berdecak, dia kemudian menatap Nicolas yang sedang membuka bekal. Saat bekalnya di buka wajah Hani dan Velin nampak berbinar, cantik sekali... Dan sangat berbeda dengan bekal buatan Luke.

"Kalian mau?" Tawar Nicolas yang sedari tadi melihat tatapan Velin dan Hani yang terus menatap kearah bekalnya.

"Iya, Velin mau sosisnya boleh kan?" Tanya Velin dan Nicolas mengangguk.

"Beda banget sama bekal buatan Luke yang horor" gumam Hani.

"Aku juga bawa bekal kamu mau Han?" Tanya Natael.

Hani melirik kearah Natael yang sedang menatapnya, tumben sekali pria ini menawarkan bekalnya. Biasanya mereka berdua kan akan beradu mulut sampai berbusa.

"Ga ah, buat Lo aja" kata Hani setelah Natael menyodorkan bekalnya.

Natael menarik kembali bekalnya dengan wajah agak sedih, padahal Hani mau mengambil sosis di bekal Nicolas tapi kenapa dia tidak mau mengambil sosis di bekalnya?

Velin di depan Natael menatap pria malang itu dengan mulut penuh sosis, kasian sekali sepertinya dia sudah menjadi sad boy di usia dini.

"Velin mau lagi?" Tanya Nicolas.

Velin menoleh, dia tersenyum senang dan menerima satu sosis lagi dari Nicolas. Lumayan dia juga tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli makan siang hehe...

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang