{19} JADI BEGINI

2.2K 633 14
                                    

Hani berjalan menuju toilet, dia lalu mendengar suara beberapa gadis yang ada di dalam sana.

"Ck ngapain si anak baru itu juga harus ada hubungan sama Velin! Sebel banget gue anjir"

"Mana ganteng lagi, dia manggil Velin kakak kan? Dia adeknya? Masa sih... Atau mungkin dia cowo yang Velin deketin lagi kali ga mungkin kan dia adeknya Velin"

"Kayaknya iya deh, tapi Nes gue juga bingung kenapa saudara kembarnya si Hani engga keliatan bareng sama dia. Apa jangan-jangan dia malu karena Velin udah godain guru di sekolah kita?"

"Kayaknya iya makanya dia gamau deket-deket kalo gue juga ga mau deket-deket sama dia"

"Wahh ada bahan obrolan enak nih, kasih tau gue dong apa yang lagi kalian omongin di toilet kaya gini?"

Agnes dan teman-temannya terkejut mendengar suara Hani. Siapa yang tidak mengenal Hani, kekasih Natael sang pangeran sekolah dan dia terkenal suka membully sama sepertinya walaupun dia tidak terlalu aktif membully. Hani hanya membully beberapa murid yang menyeret-nyeret namanya.

"Coba bilang lagi gue pengin denger nih mumpung gue juga lagi disini. Gue kan juga kepo kalian lagi ngomongin soal apa" ucap Hani yang sudah mendekat dan berdiri tepat di depan gadis yang pertama kali membawa-bawa namanya.

"Lo tau gue ga suka nama gue di sebut-sebut dalam obrolan Gibah orang lain kan?" Tanya Hani dan gadis di depannya langsung menunduk.

"Ya ampun Han, kita ga bicarain Lo kali. Kita cuma lagi bicarain Velin kembaran Lo" kata Agnes.

"Gausah pegang-pegang, emang kita berdua sedeket itu sampe Lo bisa pegang-pegang bahu gue?" Tanya Hani setelah dia menampis tangan Agnes yang memegang bahunya.

Agnes terdiam, Hani nampak marah sekarang. Dia juga tidak ada niatan berurusan dengan gadis ini. Karena jika dia sudah berurusan dengan Hani maka dia juga akan berurusan dengan geng Natael.

"Kenapa si Lo sensi banget, gue ga nyinggung Lo deh dari tadi" kata Agnes.

"Kan emang bener Velin ngerayu salah satu guru kit-"

PLAAAKKKKKK

Semua orang syok terdiam melihat Hani yang baru saja menampar Agnes. Sedangkan Hani kini sedang mengibaskan tangannya keudara.

"Lo gausah lampiasin masalah Lo yang di tolak sama pak Candra ke Velin ya" desis Hani.

"Apa bedanya Lo sama Velin kalo kaya gini?" Tanya Hani.

"Ck, lagian emang Lo pernah liat Velin ngerayu-ngerayu Pak Candra di depan mata Lo? Itu semua kan pikiran halu Lo karena Lo iri dia bisa deket sama Pak Candra sedangkan Lo malah di tolak" tunjuk Hani pada Agnes.

Agnes menatap Hani dengan wajah tak percaya. Kata orang-orang gadis ini tidak pernah peduli dengan Velin yang merupakan kembarannya tapi ini?

"Dan pak Candra ga keliatan risih, dia juga masih lajang kan? Apa salahnya kalau Velin deketin dia? Kalo masalah nilai emang Lo punya hak ikut campur dengan kemampuan seseorang? Kalo Velin emang pinter di bidang matematika gimana? Itu berarti dia beruntung dibanding Lo yang cuma pinter dibidang merias wajah mirip jalang kaya gini" desis Hani diakhir kalimatnya.

"Kalo gue liat Lo macem-macem lagi sama Velin, jangan salahin gue kalo nanti gue lebih tegas di banding ini" ancam Hani sebelum dia berjalan keluar setelah mencuci tangannya.

"Mereka bilang dia ga pedulikan sama Velin? Tapi kenapa dia marah?"

"Diem!" Teriak Agnes, dia mengepalkan sebelah tangannya berani-beraninya Hani menamparnya.

Hani menghela nafas nafsu untuk buang air besar tiba-tiba saja langsung hilang. Mungkin emas kuningnya itu kembali masuk karena muak melihat wajah Agnes.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang