"Wahhh selain ganteng absnya banyak juga" gumam Velin.
"...dua..enam...wahh"
"Belum puas liatinnya?"
"Belum" jawab Velin yang masih asik melihat Erlan tengah meminum sebotol air mineral setelah berlari dengan dada telanjang. Tentunya sangat mengunggah selera melihat pemandangan yang begitu menyilaukan mata Velin.
Stef dan beberapa ajudan menahan tawa mereka melihat Felix yang sekarang mencengkram erat sekalang kopi yang sudah habis.
Kreteekkk
Velin segera berbalik mendengar suara kaleng remuk. Dan dia bisa melihat Felix berdiri di depannya tengah menatapnya dengan sebelah alis terangkat. Velin perlahan menutup tirai rumah dan dia segera duduk dengan benar.
"Gamau liatin lagi? Katanya tadi belum puas"
Velin menggeleng, astaga sejak kapan Felix berdiri di belakangnya? Kenapa dia tidak mendengar tanda-tanda kehadiran Felix?
"Ada berapa tadi?" Tanya Felix.
"E-enam" jawab Velin sembari mengangkat enam jarinya.
Felix semakin meremas kuat kaleng di tangannya, Felix lalu berbalik dan melonggarkan dasinya. Sial sekali, jumlahnya sama dengan miliknya.
"Felix, Felix mau kemana?" Tanya Velin yang heran melihat Felix kembali keluar dari lift namun dengan pakaian santai.
"Gym" jawab Felix, Velin hanya diam menatap Felix yang keluar dari rumah dengan kaos berwarna hitam.
"Stef Velin ga salah denger kan? Felix bilang mau ke gym?" Tanya Velin dan Stef yang berada di sebelahnya mengangguk.
"Ngapain dia kesana?" Tanya Velin.
Stef hanya diam, tentu saja menambah satu atau dua kotak lagi agar saat komandannya itu memperlihatkan perutnya tidak kalah dengan Erlan.
.
.
.
.Felix yang baru saja masuk ke gym terdekat mengerutkan keningnya minat ada Glen dan Ivan juga.
"Kalian disini juga?" Tanya Felix yang mulai berlari.
"Ya, gara-gara dokter baru itu..." Desis Ivan yang menahan amarahnya.
Felix mengangguk paham, pasti Hani dan Rasya juga melihat adegan Erlan berlari sore sembari bertelanjang dada.
"Semangat" ucap Felix mencoba menyemangati Glen dan Ivan.
Ivan dan Glen mengangguk, mereka sudah lama tidak berolahraga dan otot di tubuh mereka mulai menghilang. Jika saja pria itu tidak muncul, maka mereka pasti sedang rebahan diatas kasur. Sialan.
"Lohh kalian bertiga nge-gym juga?"
Serempak Glen, Felix dan Ivan menoleh mendengar suara yang sangat familiar di telinga mereka. Pak suhu dengan nama asli Suburinaja tengah berdiri menatap anak didiknya dengan wajah terkejut.
"Iya pak biar berotot" ucap Ivan.
"Kebetulan saya juga mau olahraga biar tambah kekar" kata pak subur yang kini melepaskan bajunya dan terpampang otot-otot pak subur yang uwawwa....
"Salah satu senjata rahasia saya selama menikah sama istri saya yaitu otot saya. Ga boleh sampe kempes ataupun ilang jadi lemak, rata-rata perempuan suka sama yang berotot kan"
Ivan mengangguk, tampilan luarnya saja bapak-bapak berumur 40 an tapi setelah bajunya dibuka. Hani pasti tersedak kuah bakso jika melihat penampakan pak subur sekarang.
"Biar kuat juga berbagai macam gaya" bisik pak subur lalu dia tertawa.
"Saya denger ada tetangga baru ya? Anak muda masih ganteng mirip ivan, saya liat juga tadi dia lari-lari telanjang dada"
Ivan, Felix dan Glen mengangguk. Menyebalkan sekali tetangga baru mereka. Pak subur menoleh, di lalu tertawa dan menghela nafas pelan.
"Mirip dokter cabul" ucap pak subur.
"Oh ya pak bagi tips and trik dong otot gue ga sebanyak pak Glen apalagi bang Felix" ucap Ivan yang mencoba mencari cara agar ototnya terbentuk sempurna.
"Sing saya kasih tau jurus jitu biar ototnya muncul dalam waktu satu Minggu, dengerin baik-baik sekalian saya kasih saran cara jinakin istri"
Ivan mengangguk memasang telinganya lebar-lebar mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut pak subur dengan seksama.
...
Hani menyerngit bingung, biasanya dia selalu di peluk oleh Ivan saat tidur di malam hari tapi ini? Pria itu memunggunginya. Apa dia masih marah soal tadi sore?
"Van Lo udah tidur?" Tanya Hani, biasanya mereka akan bercerita panjang lebar sampai membahas nenek moyang mereka tapi sekarang? Tidak ada obrolan apapun diatas kasur sebelum tidur.
Hani menarik lengan Ivan, dia lalu melihat Ivan sudah tertidur pulas. Hani berdecak, tega sekali Ivan meninggalkan dirinya masih terbangun, biasanya juga Hani yang tidur duluan.
Hani bergeser menjauh, dia kemudian memejamkan matanya dan memeluk guling. Kalau Ivan marah kan dia bisa bilang, lagi pula Hani hanya bercanda karena memang ada tontonan bagus. Dia juga tidak berniat mendekati Erlan sebegitunya hanya membicarakan pria itu saja.
Di kamar Velin dan Felix , Velin juga menatap heran kearah Felix yang tidur lebih dulu. Apa dia kelelahan? Memang setelah pulang dari gym Felix tidak banyak bicara, atau pria ini marah karena Velin ketahuan mengintip Erlan?
"Felix, Felix marah ya sama Velin?" Bisik Velin yang mendekat.
Felix tidak merespon apapun, Velin memajukan bibirnya lalu dia meletakan kepalanya di dada sang suami.
"Jangan marah-marah okee Velin cuma khilaf, besok ga lagi-lagi. Lagian pas banget pas Velin lagi liat keluar si Erlan lewat wushhh ga pake baju juga terus berhenti di depan rumah mana mungkin Velin ga liat"
"Hoamm jangan marah ya Felix" Velin perlahan memejamkan matanya lalu dia tertidur.
Felix membuka matanya perlahan saat mendengar dengkuran halus dari Velin. Dia tidak memeluk Velin dan menahan mati-matian tangannya yang ingin memeluk istri kecilnya itu. Dia harus menahannya, dia harus menahan dan melanjutkan saran dari pak subur.
Di kamar Rasya, Rasya tengah duduk menonton film diatas kasur. Saat pintu kamar mandi terbuka dan keluar Glen dari dalam Rasya menatap pria itu dengan wajah datar. Glen mendekat kearah Rasya, dia lalu menunduk dan Rasya langsung memejamkan matanya.
Ceklek
Rasya kembali membuka matanya melihat Glen yang menjauh dengan hairdryer di tangan kanan pria itu. Tunggu, kenapa dia tidak mencium Rasya? Biasanya Glen akan menciumnya kan? Ada apa ini.
Rasya terus mengamati gelagat Glen, dia bahkan mengabaikan film yang tayang di televisi. Setelah Glen mengeringkan rambut pria itu berjalan menuju meja kerja dan mulai membuka laptop. Rasya menaikan sebelah alisnya, biasanya Glen akan bekerja sembari memeluknya diatas kasur tapi sekarang?
Atau mungkin Glen masih marah karena memergoki dirinya tengah menatap Erlan yang berlari sore dengan dada telanjang? Tapi Rasya tidak mengeluarkan ekspresi apapun saat ketahuan menatap Erlan.
Rasya menggelengkan kepalanya pelan, lebih baik dia tidur saja. Rasya merebahkan dirinya diatas kasur lalu memejamkan matanya. Belum sempat dia masuk ke alam mimpi, kasur yang ia tiduri berdecit dan Rasya mendapatkan ciuman singkat di bibirnya.
"Tidur yang nyenyak, maaf ya hari ini jangan deket-deket dulu. Kata pak subur gitu biar bisa nurut sama suami" ucap Glen.
Rasya masih mempertahankan posisinya, jadi itu alasannya? Ahh.... Dia ingin menjinakkan para istri? Jika pak subur yang mengatakan hal itu pasti Ivan dan juga Felix melakukan hal yang sama kan? Rasya tersenyum di dalam hati, beruntung suaminya ini sangat blak-blakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²
FantasíaSelamat datang di season 2 Trio Kwek-kwekk<3 Kisah tiga gadis penjelajah novel (Rasya,Hani,Velin) ditambah satu cogannya Velin si Candra. Jangan lupa tambahin ke perpustakaan dan daftar baca kalian ya ☺️ Jangan lupa follow akun qia terimakasih <3 S...