{16} VELIN SUDAH.... 🥹

4.3K 954 13
                                    

"Masa jadi istri ga bisa masak"

Ibu Felix terlihat menatap nasi goreng yang gosong buatan Velin dengan wajah tak percaya. Velin sendiri duduk di depan wanita itu sembari mengusap tangannya yang melepuh terkena wajan. Siapa suruh ibu Felix membuat keributan di dapur dan memaksanya agar cepat memasak, ini bukan acara master sef juga pikir Velin.

"Apaan goreng nasi aja sampe gosong kaya gini"

Ibu Felix mendorong piringnya menjauh dan dia bersedekap dada menatap Velin. Tak lama Felix keluar dari lift setelah selesai bersiap. Dia nampak terkejut melihat ibunya duduk di meja makan dengan tiga piring nasi goreng yang berwana hitam.

"Liat Felix, istri kamu masak nasi goreng aja sampe gosong!"

Velin memang berniat memasak nasi goreng untuknya dan Felix, ingat gadis bawahi hanya mereka berdua bukan juga untuk nenek lampir yang mirip jelangkung di depannya saat ini.

Felix mendekat, dia menatap Velin yang sekarang menunduk dan mengusap sebelah tangannya sendiri. Felix bisa melihat telapak tangan Velin melepuh.

"Mah"

Felix duduk di kursi, dia lalu menatap ibunya yang masih mencibir nasi goreng Velin.

"Mamah ga ada kerjaan pagi-pagi dateng kesini?" Tanya Felix.

"Ayah di rumah udah di masakin sama mamah? Owh ya aku lupa mamah punya lima pembantu tapi ga pernah mamah ijinin satu pembantu ada di rumah ini dengan alasan itu tugas istri"

Ibu Felix menatap sang anak dengan wajah tak percaya. Anaknya ini sekarang berani menentangnya? Hanya karena istrinya yang tidak berguna itu?

"Aku udah besar mah, bukan anak kecil lagi yang harus mamah pantau setiap hari. Kehidupan aku sama Velin bukan urusan mamah lagi, mamah ga perlu ikut campur sampe kaya gini. Mau Velin masak gosong sampe bikin rumah meledak itu tanggung jawab aku, mamah jangan keterlaluan" jelas Felix.

Felix menarik piring di depannya lalu memakan nasi goreng buatan Velin. Velin yang melihat hal itu segera menggeleng, dia mencoba merebut sendok di tangan Felix namun pria itu terlebih dulu mengunyah nasi gorengnya.

"Walaupun gosong, itu usaha Velin buat masak. Sampe tangannya luka, Velin masih belajar jadi seorang istri. Mamah ga bakal ngerasain itu semua karena waktu mamah nikah sama ayah mamah diberi kemewahan. Tapi sekarang? Mamah pengin punya menantu yang mandiri kan? Semuanya butuh proses, gausah tekan Velin lagi mah dia istrinya Felix bukan pembantu di rumah ini"

Velin menunduk dan meneteskan air matanya mendengar pembelaan Felix. Kenapa tidak dari dulu Bambang!!!! Hiss kesal sekali Velin ini...

"Kamu jangan jadi anak durhaka ya Felix! Mamah yang lahirin kamu! Mamah juga mau anak mamah bahagia"

"Tapi bukan kaya gini caranya mah"

Keduanya saling bertatapan, ibu Felix lalu bangkit dan berdiri dengan wajah menahan amarah.

"Mamah lakuin ini semua supaya kamu sadar, kamu ga bakal bahagia sama dia. Masih jauh dia dibawah Winda, rumah ini juga rumah yang mamah kasih buat kalian berdua. Itu tandanya mamah juga peduli sama kalian, tapi kamu malah berani jawab ucapan mamah dan jadi anak durhaka kaya gini Felix?!" Bentak ibu Felix.

Velin menggeleng, dia lalu menarik lengan Felix menyuruh agar Felix berhenti bertengkar dengan ibunya.

"Kamu bisa apa tanpa mamah?" Tanya ibu Felix.

Otot leher Felix sudah terlihat, dia menahan amarahnya dengan kelakuan ibunya yang selama ini dia coba kubur dalam-dalam.

"Kita berdua bakal pergi dari rumah ini. Rumah yang mamah beli, aku balikin" ucap Felix.

Ibu Felix melotot, dia lalu mengambil tasnya dan pergi begitu saja.

"Gausah cari mamah kalo ada apa-apa!" Ucap ibu Felix sebelum menghilang dibalik pintu.

Felix berdiri, dia meninggalkan Velin yang menunduk dan tengah mengusap ingusnya sendiri. Apa-apaan drama tadi, andai Hani ada disini pasti gadis itu sudah bertepuk tangan ria dengan tingkah ajaib ibu Felix selaku mamah mertua Velin.

Felix menarik kursi yang diduduki Velin, Velin menoleh. Dia lalu melihat Felix berjongkok di depannya dan menarik sebelah tangannya yang terdapat luka.

"Kamu ga boleh gitu sama mamah" ucap Velin.

"Kalo dibiarin sampe kita punya anak dia tetep ikut campur urusan kita" jawab Felix.

"Tapikan dia mamah kamu"

Felix mengoleskan salep lalu meniup pelan luka Velin. Ibunya sudah melewati batas untuk ikut campur dalam urusan keluarganya. Bisa-bisa dia dan Velin malah berakhir di pengadilan agama jika begini.

"Kamu istri aku Velin" kata Felix yang kini mendongak menatap Velin.

Felix mengangkat tangannya dan mengusap air mata Velin yang tercecer di pipi gadis itu. Velin menatap Felix lama sampai tidak terasa bibir pria itu sudah menempel di bibirnya.

Velin bisa melihat Felix memejamkan mata dan memperdalam ciumannya, sampai Velin merasakan nasi goreng gosong buatannya dari bibir pria itu. Astaga rasanya juga, asin....

"Emphhh!!!"

Felix melepaskan ciumannya saat Velin memukul dadanya. Dia lalu menunduk menatap Velin yang kini bernafas dengan rakus.

"Felix kan mau kerja, em anu sarapannya beli aja nasi gorengnya ga enak...asin" ucap Velin sembari meremas baju Felix.

Felix tersenyum kecil, remasan Velin di bajunya malah membuat Felix salah sangka kalau velin menginginkan lebih dari pria itu. Felix melirik ke arah jam yang masih menunjukan pukul 6 pagi, ajudannya akan datang pukul setengah 8 dia masih mempunyai waktu 1 setengah jam sampai ajudannya datang.

Felix berdiri, Velin yang melihat Felix berdiri segera mendongak menatap pria itu. Namun sedetik kemudian Velin mendelik saat tubuhnya terangkat dan dia mendarat di meja makan.

"Hari ini gausah makan, udah kenyang" ucap Felix.

Velin menyerngit bingung mendengar ucapan Felix. Pria itu kembali mendekat dan kembali melumat bibirnya. Kali ini Felix melakukannya dengan lembut dan penuh perasaan.

Velin mau tak mau akhirnya memejamkan mata dan mengikuti permainan Felix sampai ciuman Felix turun ke bawah dan dia membuat cap di leher Velin.

"Ah"

Velin langsung menutup mulutnya sendiri, wah kenapa dia malah mendesah mirip Hani! Felix melirik kearah Velin yang nampak terkejut. Felix kemudian mencopot dua kancing seragamnya. Sepertinya lebih baik mereka lanjutkan di dalam kamar.

"Huaaaa Velin mau dibawa kemana?!" Teriak Velin saat tubuhnya kembali melayang dan dibawa oleh Felix menuju lift.

"Lanjut di kamar, kalo disana takut keliatan sama ajudan" jawab Felix bersamaan dengan pintu lift yang tertutup. Velin hanya bisa menatap Felix dengan wajah kebingungan, maksudnya apa!!!

Pukul 10.00

Felix terlihat tengah memakai kembali pakaiannya di depan cermin. Dia menatap bekas gigitan Velin di lehernya, Felix kira istrinya itu manusia biasa ternyata dia vampir! Lihatlah bekas gigitan Velin yang begitu mengenaskan.

Sedangkan tersangka pengigitan leher Felix tengah tertidur pulas diatas ranjang setelah bertarung dengan Felix. Pertarungan yang cukup panas tapi lucu juga pikir Felix melihat wajah Velin yang memerah karena malu dan merasa nikmat.

Felix berbalik, dia berjalan menuju Velin dan menaikan selimut sampai ke bahu Velin. Felix menunduk mencium pelan kening Velin yang masih basah karena keringat.

Ini adalah pertama kalinya bagi Velin dan juga Felix, Felix akan meminta cuti untuk hari ini setelah mengirim beberapa dokumen ke kantor karena tentu saja dia tidak bisa meninggalkan Velin sendirian tanpa adanya pelayan di rumah ini.

Felix lalu berjalan menuju pintu dan mengambil beberapa berkas diatas meja, dia akan pulang secepatnya sebelum Velin bangun nanti.

TRIO KWEK-KWEKK {🦆³} S²Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang