Tak apalah

1.1K 30 0
                                    

* * *

   Sabar itu ada batasnya. Sabar dalam banyak hal dan dalam menghadapi segala macam apapun itu. Itu jugalah yang selama ini orang tua Mila lakukan. Sabar .

   Setelah mendengar penuturan Danu, alasan mengapa Mila tak kunjung jua hamil adalah karena Danu yang belum siap memiliki anak, membuat angan dan harapan mereka pupus seketika.

   Dan ini menjadi titik akhir dari kesabaran yang telah mereka pupuk selama ini.

  Kecewa, marah, menyesal , kini tengah merayap dan memeluk relung hati .Padahal selama lima tahun penantian akan hadirnya sosok yang paling diidam-idamkan, pasangan yang telah setia selama puluhan tahun ini tak pernah putus memanjatkan doa di setiap sujud ibadah ,memohon pada sang Pencipta agar di kabulkan apa yang mereka minta.

  Pun dengan usaha serta banyak lagi yang telah mereka coba lakukan untuk memberi dukungan pada Danu dan Mila.

  Semua itu mereka lalu demi bisa segera menimang cucu.

  Kini sabar dan harapan itu sudah tak ada lagi . Tapi bukan karena termakan oleh lamanya waktu yang telah terlewati, melainkan karena kenyataan yang rasanya sulit mereka terima.

  Penyebab mengapa mereka tak berganti status menjadi kakek dan nenek bukanlah karena Tuhan belum berkehendak. Melainkan karena sang menantu yang belum ingin menjadi orang tua.

  Arbowo dan Rianti pun memutuskan untuk menyerah. Mereka tak mau lagi berharap apapun lagi pada pernikahan Mila dan Danu dan memilih untuk tidak akan ikut campur dalam rumah tangga mereka lagi.

* * *

Di perjalanan pulang ke rumah, untuk pertama kalinya Mila dan Danu terlibat cekcok tentang apa yang mereka bahas bahas bersama orang tua Mila .

  Mila terus mendesak agar Danu mau ke dokter kandungan . Sedangkan Danu tetap pada pendiriannya. Ia tau mau.

  Hampir di sepanjang perjalanan mereka berdebat. Saling lempar argumen dan juga banyak asumsi.

  Mila yang biasanya mengalah, kali ini bersikap sangat memaksa agar Danu menuruti keinginannya. Pun dengan Danu yang juga kekeh tak akan mau mengabulkannya.

  Keduanya pun terdengar beberapa kali menaikan nada suara dengan ekspresi menunjukan ketidaksukaan. Hingga pada akhirnya , perdebatan mereka berujung sama seperti yang selalu terjadi. Gantung. Tak ada jalan keluar.

  Waktu sudah di penghujung senja, Danu dan Mila tiba dirumah setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga jam. Bi Geno yang kebetulan ada dirumah karena memang masih di jam kerjanya, diminta Mila untuk segera pulang .

  Malam menjelang. Usai mandi dan makan malam dengan suasana hening , Mila dan Danu naik ke lantai dua kamar mereka.

   Padahal waktu baru saja menunjukkan pukul 8 , suami istri yang sejak menginjak kaki dirumah tak saling bicara ini sudah naik ketempat tidur dan merebahkan tubuh. Mungkin lelah karena perjalanan atau mungkin karena apa yang terjadi hari ini.

   '' Mas .'' Mila menyamping tubuh, menatap Danu yang ternyata sudah memejamkan mata.

  Danu nampak lelah. Hal yang sebenarnya juga di rasakan oleh Mila. Namun rasa yang mengganjal di hati membuatnya tak tenang. Seolah menuntut harus dituntaskan.

  '' Em. '' Sahut Danu. Lelaki berpiyama biru dongker itu memang belum terlelap. Hanya saja memang tubuh dan pikirannya lelah. Hingga matanya pun tak tahan untuk tak tertutup .

  Tak ada lanjutan. Mila menghela nafas dan mengembalikan posisi tubuhnya telentang. Ia tarik bedcover hingga batas dada dan mendekapnya .

  Tik. Tok. Tik. Tok. Suara jarum jam yang menempel didinding kamar terdengar memenuhi ruangan.

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang