* * *
Satu kata untuk susana saat ini , yaitu ' dingin '.
Tapi kata yang berlawanan untuk yang Hani dan Danu tengah rasakan , yakin ' Panas '.
Bagaimana tidak.
Gerimis yang tak kunjung berhenti sejak dini hari, membuat pasangan yang tengah di mabuk asmara ini terpancing untuk kembali mengulang apa yang telah semalam mereka lakukan.
Beberapa saat setelahnya.
'' Sayang kamu gak ngantor ? '' Tanya Hani yang berdiri di depan pintu kamar.
Melihat Danu yang masih berbaring diranjang dan bergeming, Hani lantas berbalik dan memutuskan kembali ke kesibukannya di dapur .
Sementara itu yang berada dikamar, mata yang tadinya tertutup rapat perlahan-lahan mulai terbuka .
Danu mengangkat kepalanya ,memutar leher dan mengarahkan pandangan pada pintu kamar yang terbuka lebar.
Tak ada siapapun. Tapi rasanya tadinya ada suara orang bicara. Apakah itu mimpi ?
" Sayang . "
Danu tersentak sebab Hani tiba-tiba muncul. Melihat Danu sudah bangun, wanita yang mengenakan terusan tanpa lengan dibalut celemek putih bercorak peralatan dapur itu pun tersenyum sambil melangkah masuk.
Danu tergelak. Ia benamkan wajahnya di bantal, untuk menahan tawa sebab terlalu senang mendengar Hani memanggilnya dengan sebutan sayang.
" Ini uda jam sepuluh lo, Mas. " Hani duduk ditepian ranjang dan menggoyang-goyangkan bahu Danu yang polos.
'' Heh ? !'' Danu menegakkan kepala dan nampak terkejut. Bukan karena waktu yang Hani beritahukan, tapi karena panggilan yang berubah.
'' Tadi, sayang ? Sekarang ,kok Mas ? Aku yang salah dengar atau memang dia mengubahnya ? '' Danu menatap heran pada Hani yang tengah mengulum bibirnya dalam-dalam.
'' Coba ulangin. Kamu tadi manggil aku apa ? '' Tanya Danu seraya mengangkat tubuh dan duduk.
Hani melepas bibir yang ia kulum dan terkekeh kecil.
'' Sayang . '' ucap Hani lembut seraya membelai lembut lengan Danu.
Danu terdiam. Menatap tak percaya sebab ternyata ia tak salah dengar.
'' Lagi. '' Pinta Danu dengan senyum yang semakin mengembang.
'' Apanya yang lagi ? '' Bertanya dengan mimik pura-pura tak tau . Padahal ia sangat mengerti yang sang suami maksud.
'' Panggil aku sayang lagi . ''
Hani terkekeh lagi.
'' Kok, ketawa sih ? Ayo ! Aku pengen dengar kamu manggil aku sayang lagi.'' Danu menarik tangan Hani hingga merapat padanya.
Tawa Hani perlahan surut dan ia pun berdehem untuk menetralkan suaranya.
'' Sayang. . '' Ucapnya lalu mengecup bibir Danu singkat. Hani menatap dalam sambil jemarinya mengusap bibir yang tadi ia cium.
'' Aku mau seterusnya di panggil sayang.. Bisa, kan ? '' Danu mendekat dan berganti ia yang mempertemukan bibirnya dan bibir Hani. Namun bukan hanya sekedar mengecupnya saja, melainkan melumat dan meremasnya dengan lembut.
* * *
'' Mas gak ngantor ? '' Tanya Hani sambil meletakkan dua piring berisi roti panggang di atas meja makan.
'' Ko, Mas lagi si ? '' Danu berdecak protes .
Hani tersenyum dan duduk di samping Danu.
" Kan belum terbiasa , sayang.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Ceraikan Aku, Mas
RomanceSiapa yang ingin menjadi kedua? Terlebih di era sekarang. Dimana predikat pelakor begitu melekat pada wanita yang berstatus madu. Tak hanya di pandang sebelah mata dan tanpa memperduli apa alasannya, julukan tersebut seolah tak terlepaskan dan di...