Menyambut senang

471 14 0
                                    

* * *

Begitu melewati mulut pintu, Mila langsung menghentikan langkahnya dan berbalik.

Danu yang juga berhenti tepat dihadapannya terlihat tenang. Berbeda dengan Mila yang ekspresi menunjukan ketidak sabaran untuk bicara.

'' Mas ngasi tau Ibu Mas ? '' Tanya Mila tanpa basa basi. Karena ia tau, Danu pasti apa yang sedang ia pertanyakan.

Danu mendengus, melenggang melewati Mila sambil menarik koper dan berhenti di samping lemari,kemudian ia buka dan ia keluarkan isinya yang memang telah di pisah antara yang kotor dan yang bersih.

Danu membawa yang bersih dan menyusunnya ke dalam lemari . Sementara yang kotor ia taruh di keranjang laundry yang diletakan di samping pintu kamar mandi .

Mila melongo melihat apa yang sedang sang suami kerjakan. Sepanjang lima tahun pernikahan, tak pernah sekalipun Danu melakukan hal seperti yang ia lihat saat ini. Karena memang ia selalu melayani apapun kebutuhan dan keperluan Danu.

'' Mas.. '' Mila mendekat ketika melihat Danu sudah selesai dan hendak mengangkat koper , bermaksud membawa ke tempat penyimpanan.

'' Bukan aku yang memberitahu Ibu ! " Danu menaikan suaranya.

Mila tersentak. Ia merasa seperti dibentak.

'' Kalau begitu siapa, Mas ? Selain kita , Bi Geno dan keluarga Hani, tak ada siapapun lagi yang tau . Ke-kecuali.. Mas cerita sama Hito ? ''

Danu menyentak nafas dan meletakkan koper di lantai dengan kasar.

'' Ya, aku memang cerita sama Hito. Dan aku lupa mengatakan untuk tidak memberitahu Ibu.
Lagian, bukankah wajar jika orang tua mengetahui tentang pernikahan anaknya ? ''

Mata Mila melebar, tak menduga Danu akan menjawabnya sebanyak ini. Padahal bisanya Danu irit bicara dan menghindari yang namanya pembicaraan panjang lebar.

'' Wajar jika itu pernikahan yang memang diinginkan, Mas!
Tapi Mas sendiri juga tau, apa tujuan Mas berpoligami  ! ''

'' Aku tau, Mila n
Tapi apa kau lupa Mila ? Kaulah yang menginginkan aku menikah lagi ? ''

'' Iya, Mas. Memang aku yang menginginkan dan menyuruh Mas untuk menikah lagi.
Tapi aku merencanakan pernikahan Mas dan Hani hanya untuk sementara. Hanya sampai.. sampai..
Sampai Mas membuktikan kalau Mas normal.. ''

Danu mendekat ,berhenti tepat di hadapan Mila dan mencondongkan tubuhnya ke depan. Ia tatap lekat-lekat wajah istrinya.

'' Kalau aku bisa membuktikan jika aku ini normal, lalu apa yang akan kau lakukan selanjutnya Mila ?
Apa kau akan memeriksakan dirimu ke psikiater ? Karena mungkin saja kau yang memiliki kelainan . ''

Mila membatu.
Danu menarik mundur tubuhnya dan melanjutkan apa yang tadi terhenti.

'' Ibu menyuruhku menyelesaikan masalah ini, Mas. Karena aku yang memulainya maka aku akan bertanggung jawab untuk mengakhirinya.
Dan sebaiknya Mas segera ceraikan Hani. ''

' Buk ' Suara benturan cukup keras mengagetkan Mila , membuatnya seketika berhenti bicara.

Pegangan Danu terlepas. Koper jatuh menghantam lantai dengan keras. Ini bukan reflek. Tapi Danu sengaja melakukan untuk melampiaskan kekesalannya.

'' Menceraikannya ? Kau minta aku menceraikannya ? ''

'' I-iya Mas. Itulah cara untuk mengakhiri masalah ini. . ''

Danu menarik nafas panjang sekali dan melepaskannya dengan sekali hembusan.

Ia kesal dengan sikap Mila dan juga geram dengan semua kata dan kalimat yang dilontarkannya.

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang