Cara - NYA

304 8 0
                                    

* * *

Inikah kejutan yang Danu katakan tadi ?

Hani melirik sang suami. Danu tersenyum.
Perlahan Hani memutar leher, mengembalikan posisi kepala ke depan.

Ini benar-benar kejutan.

Sekilas ia terlihat seperti orang linglung. Tapi sebenarnya ia senang. Amat sangat senang .

Bahkan sampai tak bisa berkata-kata.

Hani melongo, tak percaya , menatap dua orang yang rasanya sudah sangat lama tak ada di rumah.

'' Mbak. '' Sapa Rara dengan senyum khasnya yang manis.

Ekspresi Hani langsung berubah . Ia yang tadinya melongo, perlahan mengembangkan senyum.

'' Mau sampai kapan kamu bengong disitu!? Cepat ganti bajumu, sana ! Kami semua uda kelaparan gara-gara nungguin kamu pulang ! '' Cetus Lastri yang sejak Hani datang dan menginjakkan kaki di dapur, sibuk bolak-balik dari meja kompor ke meja makan.

Perlahan Hani mengangkat kakinya, berjalan ke arah Lastri yang tengah berdiri menghadap kompor.

' Pluk ' Hani memeluk Lastri dari belakang.

Suasana mendadak sunyi.

Semua mata melebar, menatap shock pada hal yang belum pernah terjadi.

Bahkan tak pernah sekalipun mereka pikir akan terjadi.

Lastri yang tengah memegang mangkok , bermaksud untuk memindahkan masakan kedalamnya, tersentak dan terdiam.

Lastri menunduk, menatap tangan yang melingkar di perutnya.

Hani memeluknya.

Lastri terenyuh.

Apakah ini nyata ? Anak tiri yang sepanjang hidup bersama selalu memperlakukannya seperti orang asing , kini memeluknya.

'' Makasih sudah mau kembali , bu. '' Suara Hani terdengar serak.

Lastri semakin tak berkutik. Ia benar-benar sulit mempercayai apa yang saat ini sedang terjadi.

Tak hanya memeluknya, Hani bahkan mengucapkan kalimat yang baru pertama kali keluar dan terucap untuknya. Hani berterima kasih. Lastri terharu.

'' Ek-ehem. '' Hardjono Berdehem, mencoba untuk menetralkan situasi yang terasa canggung.

Namun tak ada reaksi.

Baik Hani maupun Lastri sama - sama bergeming. Pun dengan Rara dan Danu yang tetap ditempat mereka berdiri.

'' Udah, ah Han.. Lepas ! " Lastri menggerakkan tubuhnya, seolah-olah risih.

Namun Hani tetap tak melepas pelukannya.

" Hani ! " Lastri masih menggoyangkan tubuh dan menyamping wajahnya.

" Sebentar lagi, Bu. Biarkan aku tetap seperti ini sebentar lagi . "

Tubuh Lastri berhenti bergerak.

Beberapa saat ia biarkan Hani melakukan seperti yang ia katakan.

Hani memeluknya dan rasanya semakin bertambah erat. Hingga Lastri merasa sesak dan cukup.

" Uda cukup, Han ! "

Perlahan pelukan Hani mengendur dan lepas.

Segera Lastri menarik nafas panjang untuk melepas sesaknya.

Hani memutar langkah, berdiri disamping Lastri dan menatapnya sambil tersenyum.

" Selamat datang kembali ke rumah, ya Bu. " ucapnya dengan rona bahagia.

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang