Penolakan

696 17 0
                                    

* * *

Setahun kemudian.

Kota X, kediaman orang tua Mila.

Susana rumah megah yang terletak di komplek perumahan elit ini terlihat ramai. Puluhan mobil dari berbagai merek ternama dan aneka warna berjejer rapi disekitarnya.

Sesaat tadi, acara akikah cucu pertama keluarga tersebut baru saja selesai dilaksanakan.

Kegembiraan pun begitu terasa dan menyelimuti seisi kediaman ini .

Terutama di bagian depan halaman rumah yang di ubah menjadi sebuah panggung dengan nuansa dan dekorasi serba putih.

Di mana sang tuan rumah duduk mendampingi pasangan yang merupakan anak dari pusat acara tersebut.

Rona bahagia terlihat jelas diraut wajah pasangan yang usianya telah lanjut.

Arbowo dan istrinya tak henti menebar senyum pada setiap kerabat yang menghampiri dan mengucapkan selamat untuk sebutan baru yang kini mereka sandang.

'' Waa... Selamat, ya. Akhirnya jadi kakek nenek juga. '' Begitu yang keluar dari hampir setiap mulut tamunya.

Tentu saja Arbowo dan istrinya menyambut senang dengan senyum yang tak sedetikpun surut disertai balasan terima kasih .

Begitupun yang terlihat dari menantu mereka. Tapi tidak dengan ekspresi Mila.

Sang lelaki yang merupakan suami, tak henti menyunggingkan senyum ketika menyambut seraya mengucapkan terima kasih pada setiap tamu yang menghampiri.

Sementara Mila hanya tersenyum datar dan sama sekali tak bicara sepatah kata pun.

Ya, setelah resmi bercerai dari Danu, hanya berselang satu bulan setelah masa iddah nya selesai,Mila dinikahkan dengan seorang lelaki yang sama sekali tak ia kenal.

Pram namanya.

Lelaki berstatus duda dengan dua anak, adalah seorang pengusaha batu bara dan merupakan anak salah satu kenalan ayahnya yang tinggal di kota minyak, salah satu di kepulauan Borneo.

Mila pun mau tak mau ikut dan tinggal di tempat sang suami berdomisili.

Dan tak lama setelah menikah, Mila hamil.

Hal tersebut tentu disambut girang oleh kedua orang tuanya. Setelah lama menunggu dan hampir putus asa, apa yang begitu mereka nanti hadir juga.

Meski di awal kehamilan, mereka sempat di rundung kekhawatiran.

Hamil di usia 37 tahun , ternyata membawa resiko tersendiri bagi Mila.

Pada trimester pertama, Mila mengalami mual dan muntah yang berlebihan hingga membuatmu mengalami anemia akut dan harus bed rest.

Beruntung di trimester kedua, hal tersebut berkurang dan ia dapat melakukan aktivitas seperti biasa, meski tak semuanya.

Namun ketika memasuki trimester ketiga, Mila mulai mengalami kontraksi dan itu terjadi semakin sering seiring bertambahnya usia kandungan.

Dan karena kondisinya yang terus menerus seperti itu, maka dengan terpaksa dilakukan tindakan mengeluarkan sang jabang bayi meski usianya belum cukup , demi mencegah hal yang tak di inginkan terjadi.

Hari ini, tepat setelah dua bulan setelah sang anak lahir dengan proses Caesar, orang tua Mila mengadakan syukuran sekaligus akikah-an sang cucu yang berjenis kelamin laki-laki.

Pun acara yang dilangsungkan dengan begitu mewah dan meriah ini adalah sebagai ungkapan betapa mereka sangat bahagia dan ingin menunjukkannya.

Tapi entah apakah Mila merasakan hal yang sama atau tidak.

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang