Aku kangen

707 16 0
                                    

* * *

    Waktu hampir menunjukkan angka 12 malam. Susana komplek sepi. Orang-orang pasti sudah masuk dan mungkin juga sudah beristirahat ditempat tidur mereka masing-masing.

    Hani yang telah sampai didepan rumah, seketika mematikan mesin motornya. Setelah membuka pintu garasi, ia pun mendorong dan memasukan kendaraannya dengan hati-hati .

    Hani melangkah perlahan. Ia tak mau kedatangan menimbulkan suara berisik sebab tak ingin Danu dan Mila yang juga mungkin sudah tidur, terganggu.

   '' Baru pulang ? ''

    Hani tersentak. Danu tiba-tiba muncul dari balik pintu dan kini berdiri beberapa langkah dihadapannya.

   '' Em, iya Mas . '' Hani mengangguk kecil.

    '' Lain kali kalau pulang terlambat, kasi kabar ke orang rumah. ''

   '' Ak-aku tadi sudah ngasih tau mbak Mila, Mas. ''

    '' Padaku ? ''

    '' Ng ? ''

    '' Aku suami mu, Hani. Jadi bukankah seharusnya aku yang paling berhak kau beri tahu lebih dulu ? ''

    '' ... ''

    '' Kenapa ? Apa aku salah ? ''

    '' Em- bukan begitu Mas.. Tapi, bukannya Mbak Mila pasti ngabarin ke Mas juga ? Jadi sama ajakan ? ''

     '' Tentu saja berbeda !
Berikutnya, aku mau kau memberitahu langsung padaku . ''

    '' ... ''

   '' Kenapa ? Jangan bilang mau tidak punya nomor telpon ku. ''

    Hani menganggu samar. Memang benar ia tak punya, juga tak minta nomor telpon Danu pada Mila . Sebab ia merasa tak butuh .

    '' Mana hape mu. ''

Dengan berat hati Hani merogoh saku depannya dan mengeluarkan ponselnya kemudian ia sodorkan pada Danu.

     Danu pun menyambut dengan perasaan senang luar biasa. Ia masukan nomor telponnya dan memberi nama ' Mas Danu ' di kontaknya. Setelah itu ia kembalikan benda pipih berwarna silver itu pada Hani.

    '' Aku permisi masuk dulu , Mas. '' Pamit Hani dan langsung berjalan melewati Danu.

   Hani berjalan cepat menuju kamar dan masuk kedalamannya. Lalu menguncinya.

   Bersandar dipintu, Hani jadi teringat Nania.

   " Andai kamu tau apa status ku sekarang , Nia.." Hani memejamkan matanya. Tapi sekian detik sudah kembali terbuka .

   " Tidak.. Tidak boleh ada yang tau .. Aku tidak mau siapapun tau, kalau aku dijadiin istri kedua.. " Hani menggeleng.

   Sementara itu diluar.

    " Mas "

Danu seketika berbalik. Didapatinya Mila yang entah sejak kapan berdiri dibelakangnya.

   '' Mas ngapain disini ? ''

   Danu menggeleng ,memilih tak menjawab. Toh , untuk apa juga ia beritahu. Danu acuh.

   '' Mas nungguin Hani pulang ? ''

   ' Tap ' Danu yang hendak beranjak tak jadi melangkah. Ia tatap Mila yang menyorotnya menyidik.

    '' Iya. Apa ada yang salah kalau aku nungguin dia pulang ?
Dia tinggal disini dengan status sebagai istriku. Jadi, bukankah wajar jika aku mengawasinya ? Karena bagaimana pun , sekarang dia adalah tanggung jawab ku ''

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang