Tersulut Marah

1.4K 45 0
                                    

* * *

   Seminggu setelah pembicaraan yang berujung sama seperti pembicaraan  sebelum-sebelumnya. Gantung . Tak ada hasil.

   Dan selama tujuh hari itu pula, Mila dan Danu saling diam.

   Meski demikian, Mila masih melakukan kewajibannya sebagai istri . Ia tetap melayani Danu seperti biasa. Hanya saja ia tak tersenyum ataupun banyak bicara seperti yang selama ini ia lakukan untuk mendekatkan diri pada sang suami.

   Ini pertama kalinya Mila bersikap seperti itu. Ia sengaja acuh, berharapan mungkin saja Danu akan berubah pikiran dan mau menuruti keinginannya.

   Dan harapannya terkabul. Danu mengalah dan mau menurutinya. Tapi bukan melakukan pemeriksaan ke dokter kandungan. Melainkan Danu berjanji akan menemani setiap kali Mila pergi mengunjungi orang tuanya.

   Mila senang. Meski sebenarnya ia tetap merasa kecewa . Sebab bukan itu hal yang paling ia ingin Danu lakukan.
Tapi tak apalah , setidaknya Danu masih mau menurutinya.

  Mila pun memilih bersabar sambil menunggu waktu yang tepat untuk kembali membujuk Danu agar mau ke dokter kandungan.

* * *

   Sabtu pagi.

   Mengendarai mobil yang di gunakan Danu setiap hari, pasangan suami istri yang terpaut 5 tahun ini , kini tengah di perjalanan menuju kota X. Kota tempat tinggal orang tua Mila, yang juga merupakan kota kelahiran mereka.

   Tadinya Danu dan Mila pun tinggal di kota tersebut .

   Bermula ketika Ayah Danu meninggal empat tahun lalu. Kala itu, Danu yang tak tega jika sang ibu harus hidup sendiri, sempat mengajak Ibunya untuk tinggal bersamanya. Tapi sang Ibu menolak dengan alasan tak mau merepotkan.

   Namun alasan yang sebenarnya adalah karena sang Ibu merasa segan jika harus tinggal di rumah mewah yang merupakan hadiah pernikahan Danu dan Mila dari besannya. Pun sang Ibu sudah terbiasa hidup sederhana dan merasa lebih nyaman dengan hidup yang telah ia jalani sejak kecil. Pasti tak akan mudah jika harus pindah tempat tinggal dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Apalagi jika sampai harus merubah cara hidupnya yang lama.

   Dan Danu tau itu. Ia hapal seperti apa ibunya . Pun dengan isi hati dan pikirannya mudah ditebak.
Maka Danu tak mau memaksa.

   Sang Ibu lalu memutuskan pindah dan tinggal bersama adiknya yang telah lama bekerja dan tinggal di kota yang sekarang menjadi kota tempat tinggalnya juga.

   Dan dimulai dari saat itu, Danu yang tak pernah berpergian dan jarang keluar rumah, mulai rutin melakukan perjalanan keluar kota untuk mengunjungi Ibu dan adik satu-satunya yang telah menetap sebagai warga Ibu Kota .

   Setidaknya dalam sebulan, di setiap akhir pekan Danu akan bolak-balik dan menginap selama dua sampai tiga hari . Bahkan di hari - hari tertentu, ia bisa lebih lama lagi berada di sana.

   Hal tersebut jelas berdampak pada hubungannya dan Mila. Hanya saja Danu memilih bersikap acuh meski kerap kali orang tua Mila memperingati dan mengingatkannya, tentang apa yang seharusnya diprioritaskan dalam rumah tangga. Apalagi jika bukan tentang anak.

   Pun dengan Mila yang sebenarnya ingin protes . Sebab Danu menjadi lebih banyak menghabiskan waktu dengan Ibu dan adik iparnya, ketimbang dirumah bersamanya.

   Dan karena sering ditinggal itulah , Mila yang selalu dihampiri rasa curiga setiap kali Danu pergi , akhirnya tak tahan lagi dan mengajak Danu pindah ke ibu kota . Tapi sebelum itu, Mila lebih dulu bicara dengan kedua orang tuanya.

  Tentu saja, orang tua Mila keberatan. Mereka tak rela jika harus hidup berjauhan dengan anak semata wayang mereka.

   Namun karena Mila yang terus-terusan memohon agar ke-dua orang tuanya mau mengerti, maka dengan berat hati orang tua Mila akhirnya mengijinkan.

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang