Sungguh mengena dihati

388 9 0
                                    


* * *

Keesokan paginya.

'' Selamat pagi. ''

'' Pagi . ''

Para pekerja rumah sakit terlihat saling dan berbalas sapa ketika sedang berpapasan.

Pun pada para dokter dan petugas lainnya, yang juga melakukan hal serupa.

Termaksud juga Hani, yang hampir saja terlambat.

Tadi pagi,Hani hampir tak bisa bangun sebab tubuhnya terasa lemas seperti tak bertenaga.

Mungkin karena semalam ia tidur pukul tiga dan bangun pukul 5.45 .

Meski demikian, Hani tetap berusaha dan melakukan pekerjaannya seperti biasa.

Namun usai makan siang, tubuhnya semakin tak nyaman. Hanipun bergegas ke ruang loker begitu jam pergantian shift tiba . Ia ingin segera pulang agar dapat beristirahat.

'' Eh. '' Hani tersentak dan langkahnya pun seketika berhenti , ketika melihat siapa yang baru saja keluar dari ruang loker.

'' Eh ! Hai Han '' Sama seperti Hani. Nania yang baru datang pun nampak terkejut.

Hani dan Nania terlihat canggung . Sepertinya kejadian dua hari lalu membuat mereka bingung harus bersikap bagaimana.

'' Uda mau pulang ? '' Tanya Nania mencoba bersikap seperti biasa.

Hani mengangguk sambil tersenyum kaku.

'' Uda mau ke ruangan ? '' Hani balik bertanya untuk sekedar berbasa-basi.

'' Hek-um. '' Nania mengangguk.

Diam beberapa saat.

'' Ya, uda aku duluan, ya. Kamu hati- hati dijalan. '' Nania hendak melangkah .

Namun tak jadi sebab Hani bergeming dan menatapnya lekat.

'' Kamu kenapa, Han ? Kok pucat? Kamu sakit? "

" Iya, nih.. Badanku rada gak enak ."

" ... "

" Han.. Ada apa, sih ? Kok ngeliatin aku kaya gitu ? ''

Hani menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan.

'' Em. .Nia.. Ad-ada sesuatu yang pengen aku ceritain ke kamu. '' Ucap Hani dengan perasaan ragu.

Karena memang ia tak begitu yakin .

Tentang Danu, apakah harus ia beritahu Nania atau tidak.

" ... " Nania menatap Hani. Sorot matanya seolah mengisyaratkan ia menunggu apa yang hendak Hani ceritakan.

" Laki-laki yang kemaren itu..
Sebenarnya..Dia suamiku. "

Nania melongo.

Hani lantas menceritakan semuanya. Di mulai dari pertemuannya dengan Mila.

Tentang siapa Mila dan apa tujuannya. Lalu alasan mengapa ia sampai mau menerima lamaran untuk dijadikan istri kedua . Hingga apa saja yang sudah terjadi selama pernikahan poligami itu berjalan.

Nania terdiam. Sulit baginya untuk mencerna apa yang Hani beritahu ini.

Hani sudah menikah. Itu daja sudah sangat mengejutkannya.

Namun yang lebih mengejutkannya lagi adalah, Hani ternyata dijadikan istri kedua.

Rasanya sulit dipercaya. Apalagi saat Hani mengatakan jika si suami akan menceraikan istri pertamanya dan berniat mengesahkan pernikahan mereka.

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang