Memancing ku

434 13 0
                                    

* * *

Pintu di buka dan seketika itu pula ke dua sudut bibir nya naik, mendapati sosok yang telah begitu ia rindukan berdiri di hadapannya.

'' Mas.. '' Hani langsung menghamburkan pelukan .

Danu membalas pelukannya dan mendaratkan ciuman bertubi-tubi di pipinya.

Beberapa saat berpelukan, Hani pun melepas pelukannya dan ' cup ' sebuah kecupan singkat Hani daratkan di bibir Danu.

'' Aku tadi kerumah sakit. Katanya ayahmu sudah pulang. Jadi aku buru-buru ke sini. '' Danu mengangkat tangan yang menenteng bungkus beraroma sedap khas masakan.

Ia tadi menyempatkan diri mampir untuk membeli makan. Karena berpikir Hani pasti lelah dan repot mengurus ayahnya sendiri. Jadi mungkin saja tak sempat masak.

Hani menggenggam jemari Danu dan menariknya masuk.

Langkah mereka sempat berhenti didepan kamar Hardjono. Hani mengintip dan melihat tubuh ayahnya tak bergerak. Sepertinya tidur.

Hani pun melanjutkan langkah ,melewati kamar ayahnya dengan hati-hati sambil menarik Danu agar mengikutinya.

Sampai di dapur, Hani berhenti dan berbalik hanya untuk mengambil bungkus makanan dari tangan Danu dan meletakkan diatas meja makan.

Lalu ia tarik Danu lagi masuk ke kamarnya.

Hani melepas pegangan tangannya dan ' tup ' menutup pintu tanpa membalikkan tubuhnya .

Sesaat Hani menatap Danu begitu lekat. Seolah ingin menyelaminya. Dan memang itulah yang saat tengah bergejolak dalam dirinya.

Nafasnya perlahan mulai memburu, menunjukkan sesuatu dalam dirinya telah bangkit.

Hani pun mulai mendekat dengan perlahan sambil menarik bajunya ke atas hingga terlepas dan berhenti satu jengkal dari Danu.

'' Aku merindukanmu,Mas ..'' Suara Hani terdengar seperti berbisik

Hani mencondongkan tubuhnya dan mendaratkan bibirnya di bibir Danu . Sedangkan tangannya yang terangkat mulai bekerja, membuka satu persatu kancing baju Danu.

Dan tiba-tiba saja, Hani menjadi tak terkendali. Hani melumat bibir Danu dengan rakus. Bak seseorang yang kelaparan. Danu yang tak pernah melihat sisi Hani yang ternyata bisa buas seperti ini, menarik diri dan menahan tubuh Hani hingga menciptakan jarak di antara mereka.

'' Tung-Tunggu... '' Nafas Danu terengah-engah sebab lumatan Hani yang membuatnya kesulitan bernafas. Ia terlalu terkejut dan membuat merasa tak siap.

Ekspresi Hani berubah.

'' Kenapa, Mas ? Apa Mas gak menginginkanku lagi ? ''

'' Bukan begitu.. Hanya saja aku heran.. Kenapa kau tiba-tiba jadi seperti ini ? ''

'' Sep-seperti apa maksud, Mas ? '' Hani terlihat heran. Namun sesaat kemudian tatapan laparnya berubah sendu. Seperti seseorang yang telah kehilangan selera makannya.

Hani terdiam, lalu mundur selangkah.

'' Maaf, Mas. Ak-aku gak tau kalau Mas gak suka. '' Hani membungkuk, meraih baju yang teronggok di lantai dan bermaksud mengenakannya lagi.

Namun belum sempat, Danu dengan cepat meraih pergelangan tangannya dan merengkuhnya.

'' Aku bukannya gak suka. Tapi aku cuma terkejut. '' Danu mendekap Hani sebentar lalu melepasnya dan membawanya menuju tempat tidur.

Danu duduk ditepian ranjang sementara Hani ia dudukan di pangkuannya.

Hani menunduk, mendekati wajahnya dan mencium bibir Danu. Kali ini ia lakukan dengan lembut namun dengan isyrat yang sama. Danu bisa merasakan itu. Betapa Hani sangat bergairah dan ingin mengajaknya segera bercinta.

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang