* * *
Sudah hampir jam delapan , itu berarti dua jam telah berlalu sejak Danu pergi dan usai bertelepon dengan ayahnya
Dan Mila masih duduk diruang tamu.
Berkali-kali air matanya mengalir. Sesekali ia hapus. Tapi ketika tengah dikuasi pikiran, ia biarkan hingga mengering dengan sendirinya.
Sementara itu di dapur, Bi Geno yang khawatir sebab sang majikan tak kunjung beranjak, memutuskan untuk mengecek keadaan Mila.
Didapatinya Mila duduk menatap dinding ruangan .
Bi Geno yang ragu tuk menghampiri, lantas berbalik dan lanjut mengerjakan tugasnya.
Selang dua puluh menit kemudian, ia kembali mengintip. Mila masih bergeming dengan posisi tak berubah sama sekali.
Bi Geno prihatin.
Ia jadi konsentrasi melakukan pekerjaannya . Ia yang di panda kekhawatiran, berulang kali bolak-balik hanya untuk melihat Mila.
Satu jam kembali berlalu.
Bi Geno sudah tak bisa menahan diri untuk diam lebih lama lagi seperti yang Mila lakukan saat ini.
'' Bu.. '' Sapa Bi Geno dengan suara pelan.
Mila menoleh, menaikan sedikit dagunya dan tersenyum . Lalu tetesan - tetesan bening keluar dari kedua matanya secara beruntun .
Bi Geno terhenyak.
Ia tarik nafas panjang lalu memberanikan diri duduk di samping sang majikan .
Bi Geno menatap penuh rasa kasihan.
Ia tak tau dan tak juga bisa menebak.
Sudah berapa banyak air mata yang keluar atau mungkin Mila tak berhenti menangis sejak tadi. Hingga membuat matanya merah dan wajahnya sembab .Mila menghapus air matanya sambil memaksakan diri untuk tersenyum.
'' Bi.. Apa menurut Bibi ini semua salahku ?'' Tanya Mila lirih. Padahal ia sudah berusaha untuk menahan, tapi tetap saja air matanya keluar lagi dan lagi.
'' ... '' Bi Geno terdiam.
Ia sadari, sejak Hani pergi dari rumah , hubungan Danu dan Mila tak lagi sama seperti sebelumnya.
Ia memang tak pernah melihat Dani dan Mila nampak mesra seperti pasangan pada umumnya.
Bukan hanya terlihat saja, tapi memang pernikahan sang majikan sangat jauh dari kata romantis alias hambar.
Itu terlihat jelas dari raut wajah dan sikap Danu yang dingin setiap kali menatap Mila.
Tapi ia bisa merasakan jika hubungan keduanya semakin renggang.
Danu yang memang selalu acuh, kini seolah tak lagi perduli pada Mila. Ia yakin, Hani pasti ada sangkut pautnya dengan keadaan majikannya ini.
'' Aku mencarikannya wanita dan memaksanya menikah lagi. Tapi setelah aku memintanya untuk menceraikan Hani, suamiku menolak, Bi.
Dia tidak mau.. Katanya.. Katanya.. Dia menyukai Hani... '' Mila tertunduk, bahunya bergetar hebat. Ia luapkan rasa sakitnya dan menangis sejadi-jadinya.Bi Geno menatap miris.
Haruskah ia katakan jika memang ini salah Mila sendiri ? Kenapa meminta suami menikah lagi, jika sebenarnya ia tak mau ?
Namun Bi Geno tak dapat menanyakan hal tersebut, sebab tak mau Mila tersinggung.
Ia memang belum tau apa yang telah terjadi. Tapi yang jelas, Mila saat ini sepertinya sangat menderita . Jadi ia tak mau menambahnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Ceraikan Aku, Mas
RomanceSiapa yang ingin menjadi kedua? Terlebih di era sekarang. Dimana predikat pelakor begitu melekat pada wanita yang berstatus madu. Tak hanya di pandang sebelah mata dan tanpa memperduli apa alasannya, julukan tersebut seolah tak terlepaskan dan di...