* * *
Mobil yang biasa dikendarai Danu berhenti dan terparkir di sisi mobil milik Mila. Danu pulang sedikit telat dari biasanya.
Ia perhatikan garasi . Tak ada motor Hani. Danu menghela nafas . Padahal tadi ia begitu bersemangat pulang agar bisa melihat istri mudanya.
Danu menyeret langkah yang terasa berat dan masuk ke dalam rumah .
" Hani, mana Bi ? Belum pulang ? " Tanya Danu saat kebetulan bertemu Bi Geno yang tengah melintas.
" Iya, Pak. " Jawab Bi Geno.
Danu mengangguk samar dan melanjutkan langkah.
Sebelum menaiki anak tangga, Danu perhatikan pintu kamar Hani sesaat.
Sungguh ia tak menyangka jika ternyata jatuh cinta itu rasanya akan sesulit dan serumit ini.
Senang bertemu dengannya, gelisah ketika tak melihatnya , hingga merasa tak bersemangat seperti ini karena tak bisa mengetahui keberadaannya.
" Padahal baru tadi pagi liat dia. Tapi kenapa sekarang rasanya pengen banget liat dia lagi. " Gumamnya dalam hati.
Danu menyesal. Seandainya ia tak minta Hani menghapus nomornya , Hani pasti akan mengabarinya dan secara otomatis ia bisa memiliki nomor telpon Hani. Dengan begitu ia dapat menghubungi Hani dan hanya tinggal memikirkan alasannya saja nanti.
Itulah yang sebenarnya Danu inginkan.
Danu menghela nafas, lagi dan lagi hingga entah sudah berapa kali. Rasa tak nyaman yang tengah membelenggu ini membuatnya tak ingin melakukan apapun. Makan pun rasanya ia tak berselera .
" Mas " Mila menyadarkan Danu yang sama sekali belum menyentuh makanan di hadapannya.
Danu yang tak sadar tengah melamun, tersentak.
" Em ? "
" Tadi Hani WA. Dia minta ijin nginap dirumah orang tuanya ."
" ... "
" Mas.. "
" Ya, terserah kamu mau kasih ijin apa enggak. "
" Ya, tapikan.. "
" Dengar Mila. Kan, kamu yang punya nomornya. Jadi, ya kamu yang balas. ?! "
" Tapi bagaimana pun Mas kan suaminya. Jadi wajar kalau dia kinta ijin sama Mas . "
" Iya. Aku memang suaminya. Tapi status ku dan dia tak lebih hanya diatas kertas . "
" ... "
Danu menghentakkan sendok dan garpu di sisi piring makannya.
Sepertinya ia benar - benar telah kehilangan selera mengisi perut yang sebenarnya lapar.
" Aku tak mengerti dengan mu, Mila. Sebenarnya apa yang kau inginkan dari pernikahan poligami ini ?
Kau meminta ku menikah lagi. Lalu kau mengatur apa yang harus aku dan Hani lakukan .
Apa ini semua masih demi membuktikan apakah aku normal atau tidak ?! "
" ... "
" Seandainya..Ini masih seandainya.
Seandainya nanti aku dan Hani melakukannya? Apa lagi yang akan kau lakukan?Apa kau akan menyuruh ku menceraikannya?
Lalu setelah itu apa lagi ? Apa lagi Mila? Apa !? "Tak ada jawaban. Danu berdiri dan beranjak, meninggalkan Mila yang terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Ceraikan Aku, Mas
RomanceSiapa yang ingin menjadi kedua? Terlebih di era sekarang. Dimana predikat pelakor begitu melekat pada wanita yang berstatus madu. Tak hanya di pandang sebelah mata dan tanpa memperduli apa alasannya, julukan tersebut seolah tak terlepaskan dan di...