* * *
Jika tidak terjebak macet, hanya butuh 20 menit untuk sampai dirumah adik Danu, tempat dimana sang ibu juga tinggal.
Karena jaraknya yang tak begitu jauh, hampir setiap minggu Danu pasti berkunjung dan tak jarang pula nginap .
Tapi tidak dengan Mila .
Sama seperti Danu yang hubungannya tak begitu baik dengan kedua orang tua Mila.
Sejak menikah, Mila pun tak pernah bisa menjalin hubungan yang baik dengan orang tua Danu. Khususnya dengan ibu Danu. Dan hingga kini, hubungannya masih canggung dan kaku.
Maka tak heran , ketika Danu pergi ke rumah adiknya, Danu sering pergi sendirian.
Bukannya Mila tak mau. Hanya saja setiap kali mengunjungi ibunya, Danu pasti menginap. Sedangkan Mila masih kesulitan membawa diri ketika berada dilingkungan keluarga Danu.
Namun alasan paling utama Mila enggan menginap adalah karena sosok yang saat ini berdiri di depan pagar rumah.
Mila dan Danu baru saja sampai ditempat tujuan dan turun dari mobil secara bersamaan .
Keduanya berjalan sambil bergandengan tangan ke arah rumah yang hanya berjarak 50 meter dari mobil terparkir.
Sosok tersebut tersenyum sambil menyilangkan kedua tangan sejajar dada .
Perawakan kurang lebih seperti Danu
Hanya saja ia sedikit lebih tinggi dan juga agak kurus .Rambutnya panjang, terikat asal. Berkulit eksotik dan berwajah tampan tampan yang dihiasi bulu-bulu disekitar area mulutnya .
Sosok tersebut adalah adik Danu. Mahito Arbata namanya. Dan Hito adalah panggilannya.
Sama halnya dengan Danu yang menyukai segala sesuatu berhubungan masakan.
Hito juga memilki bakat sekaligus hobi tersendiri. Hito suka menggambar.
Namun ia beruntung tak bernasib seperti sang kakak yang tak bisa mewujudkan impiannya.
Meski belum bisa dikatakan sukses seperti yang diangan-angankan, tapi paling tidak ia bisa berpuas diri karena dapat bekerja di sebuah perusahaan galeri yang cukup ternama. Dimana ia bisa mengembangkan diri, bakat dan hobinya. Sekaligus memperoleh penghasilan.
Awalnya Hito bekerja sebagai pegawai biasa. Dan seiring berjalannya waktu, karirnya semakin naik hingga kini ia berhasil menjadi owner .
Perannya bisa dikatakan cukup penting. Tak hanya bertanggung jawab mengawasi pekerjaan pegawai yang berada setingkat di bawahnya, ia juga mulai dipercaya untuk meng-handle beberapa pekerjaan penting ketika di ketika tengah diadakannya sebuah pameran seni.
Hito bahkan di beri kesempatan untuk memamerkan hasil karyanya sendiri.
Terhitung sudah lima kali lukisannya ikut serta dan ternyata laku di beli.
Meski nominal dari hasil penjualan hasil karya yang di peroleh tak seberapa, namun Hito cukup berpuas diri dan itu membuatnya semakin terpacu untuk lebih menggeluti hobi dan pekerjaannya.
Terlebih ibu dan kakaknya memberi dukungan penuh dengan apa yang ia lakukan .
Kembali pada keadaan saat ini.
Beberapa langkah sebelum sampai dihadapan Hito, Mila dan Danu memperlambat langkah .Keduanya lalu mengucapkan salam dan langsung di jawab Hito seraya tersenyum lebar.
'' Senang melihat kalian datang berdua. Apa kabar kakak dan kakak ipar ku ? '' Sambut Hito dengan suara khasnya yang serak.
Mila melirik Danu . Karena sang suami acuh, maka Mila pun memilih mengabaikan basa basi adik iparnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Ceraikan Aku, Mas
RomanceSiapa yang ingin menjadi kedua? Terlebih di era sekarang. Dimana predikat pelakor begitu melekat pada wanita yang berstatus madu. Tak hanya di pandang sebelah mata dan tanpa memperduli apa alasannya, julukan tersebut seolah tak terlepaskan dan di...