Bercumbu

965 19 0
                                    

* * *

" Han..Hani.. Tunggu sebentar , Han. " Panggil Dokter Adrian setengah berlari.

Hani menghentikan langkah cepatnya dan berbalik.

Pun dengan Dokter Adrian yang juga berhenti tepat dihadapan Hani.

Pria yang senantiasa terlihat menawan itu tersenyum sembari menyodorkan bungkus makanan yang memang ia beli khusus untuk diberikan pada Hani.

Hani menatap datar pada bungkus makanan yang menggantung di hadapannya.

Ia sebenernya tak nyaman untuk menolak. Tapi karena dokter Adrian memaksa, iapun menerimanya.

'' Makasi, dok.. '' Pamit Hani yang kemudian berbalik dan pergi dari hadapan dokter Adrian.

Dokter Adrian tak lantas beranjak.

Sambil tersenyum, ia perhatikan Hani yang semakin jauh dari penglihatannya.

Namun senyumnya mendadak surut, ketika langkah Hani berhenti dan menghampiri seseorang yang berdiri di samping motor .

Meski samar sebab jarak pandang yang lumayan jauh, namun ia bisa menebak jika motor tersebut adalah kendaraan yang bisa Hani gunakan.

Tapi siapa seseorang yang terlihat seperti lelaki itu ?

Dokter Adrian penasaran.

Sementara itu.

Dokter Adrian yang masih berdiri ditempatnya dan memperhatikan dari kejauhan, tak tau , jika ternyata ia pun sedang di perhatikan. Lebih dulu malah.

Kedua lelaki itupun sama penasarannya akan satu sama lain.

'' Siapa ? '' Tanya Danu pada Hani.

Pandangannya masih pada pria yang masih berdiri di depan apotik sana. Yang sepertinya sedang melihat ke arahnya.

'' Oh, itu. Dokter Adrian '' Jawab Hani menatap sekilas pada Dokter Adrian yang langsung melambaikan tangan padanya. Hani membungkuk sekali sebagai bentuk balasan.

Melihat Hani dan Dokter Adrian barusan, Danu terlihat tak suka.

'' Itu apa ? '' Danu menunjuk bungkusan yang Hani tenteng.

'' Kue dari Dokter Adrian. ''

'' Kue ? Kue apa ? Kue sisa ? ''

'' Em... Bukan. Dokter Adrian emang suka ngasi kue ke perawat yang kerja di tempat prakteknya. ''

'' Tapi masa sampai bela-belain ngejar kaya tadi. Terus itu lagi , kenapa perhatiin kamu sampai segitunya? "

Danu menunjuk dengan skor matanya pada pria yang masih tak kunjung beranjak di sana.

Membuat kesal, saja. Danu memicingkan matanya, sinis.

Hani mengangkat bahunya, berpura-pura acuh.

Padahal sebenarnya ia sangat heran kenapa Danu mencercanya dengan begitu banyak pertanyaan berbau curiga.

Apa mungkin Danu cemburu pada dokter Adrian ?

Hani menggeleng. Ia tepis jauh-jauh prasangka itu. Karena tak ada alasan untuk Danu cemburu .

'' Ingat Hani. Kamu tu gak ada apa-apanya dibandingkan Mbak Mila.. Jangan sampai kamu ke GR-an. Karena sangat-sangat gak mungkin Mas Danu itu suka sama kamu . ''  Hani mengingatkan dirinya sendiri.

" Mau sampai kapan kita disini, Mas ? " Tanya Hani.

" O, iya. Ayo, kita pulang . " Dengan rasa tak puas hati, Danu pun menurut dengan apa yang Hani inginkan. Yaitu pulang ke rumah.

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang