* * *
Matahari bersinar terang dan panasnya terasa begitu menyengat. Apalagi di luar ruangan .
Seperti Danu dan Ica yang saat ini berada ditempat terbuka.
Padahal baru beberapa menit, namun peluh telah menetes di kedua sisi pelipis.
Danu yang sedang menemani Ica bermain ditepian laut, terlihat beberapa kali melirik ke jalan yang tadi ia lewati untuk sampai ke area pantai.
'' Papa.. Nanas... '' Ucap Ica sambil menarik-narik ujung baju Danu.
Danu menunduk dan tersenyum melihat Ica yang mendongak dengan kedua mata di sipitkan.
'' Kan papa uda bilang . Mainnya nanti sore aja. Ini masih siang , panas kan ? ''
Danu meraih tangan Ica , menggandengnya meninggalkan pantai dan membawanya menuju kamar.
' Cklak ' Pintu kamar dibuka.
Danu mengedarkan pandangan ke sekelilingnya yang sunyi.
'' Kok sepi ,ya ? '' Tanya Danu yang menunduk, menatap Ica dengan kening sedikit mengkerut.
'' A-au '' Ica menggeleng polos.
Danu berjalan perlahan menuju kamar yang berada di sisi kanan. Dilihatnya Sri tidur dengan posisi menyamping.
Danu lantas menunduk, melihat Ica dengan meletakkan telunjuk di bibirnya.
'' Ssstttt.. Nenek bobok . '' Ucapnya pelan.
Ica mengangguk paham.
Danu melanjutkan langkah menuju di kamar yang letaknya bersebrangan.
Ia buka pintu yang tertutup namun tak terkunci. Hal yang sama terlihat lagi. Hani pun tidur dengan posisi menyamping sambil memeluk guling.
Danu tersenyum lalu menekuk kedua lututnya. Kini tingginya hampir sejajar dengan Ica.
'' Papa ngantuk. Ica ngantuk gak ? ''
" Iya. " Ica mengangguk.
'' Em.. Ica mau bobo siang disini sama papa .. Atau sama nenek ? '' Tanya Danu dengan suara seperti orang berbisik.
Ica terdiam, ia tengah berpikir sambil ekor matanya bergerak ke arah Hani. Ia perhatikan Hani. Ia masih merasa asing .
Lalu lehernya berputar ke arah pintu keluar, pada kamar Sri yang pintunya terbuka lebar . Dan dengan cepat Ica mengembalikan pandangannya ke depan, menatap Danu.
'' Ama Nenek aja . '' Jawabnya setelah menimbang-nimbang dan memutuskan lebih baik bersama orang yang sudah pasti tak akan merasa terganggu dengannya.
'' Ya, uda sana. Tapi nanti naik ke tempat tidur pelan-pelan ,ya. Nanti nenek bangun . '' Pesan Danu yang di terima Ica dengan anggukan.
Ica berbalik , setengah berlari ia keluar dan masuk ke kamar Sri. Beberapa saat Danu memperhatikan kamar itu,
memastikan Ica tak keluar.Barulah setelah itu ia berbalik dan naik ke tempat tidur.
Ia rebahkan tubuhnya tepat di samping Hani, merapat lalu memeluk tubuh Hani dengan erat. Dan tak lama iapun ikut tertidur.
Dua jam berlalu .
'' Emh. '' Hani menggeliat. Namun gerakannya tertahan sebab sesuatu membuatnya tak bisa berbalik.
Dengan mata yang baru separuh terbuka , Hani memutar leher kebelakang dan tersenyum. Danu yang ternyata juga telah terjaga pun tersenyum.
'' Mau kemana ? '' Tanya Danu saat Hani mencoba melepas tangan yang ia lingkarkan di perut.
'' Mau ke kamar mandi. ''
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Ceraikan Aku, Mas
RomanceSiapa yang ingin menjadi kedua? Terlebih di era sekarang. Dimana predikat pelakor begitu melekat pada wanita yang berstatus madu. Tak hanya di pandang sebelah mata dan tanpa memperduli apa alasannya, julukan tersebut seolah tak terlepaskan dan di...