Kenapa ya pada gak mau komen ? 😕
* * *
Beberapa hari kemudian.
Rumah sakit." Hani..''
Yang di sebut namanya tak menyahut sebab tengah melamun.
'' Hani ... ''
Masih tak menyahut. Pun dengan tubuhnya yang sejak tadi tak sedikitpun bergerak . Satu-satunya yang anggota tubuhnya yang bergerak hanyalah kelopak matanya saja .
'' Hani ! '' Nada suara naik satu oktaf.
Hani tersentak dan apa yang tadi memenuhi isi kepalanya buyar seketika.
Hani berdiri dari duduknya dan mendekat ke sang ayah.
'' Ya, Yah ? Kenapa ? Apa ada yang sakit ? Perlu ku panggilkan dokter ? '' Tanya Hani khawatir sambil memperhatian ayahnya dari ujung ke ujung .
'' Tidak..Ayah tidak apa-apa.
Tapi kau yang kenapa ? Dari tadi kau diam saja ? Apa yang kau lamun kan , em ? '' Memegang lengan Hani.Hani terdiam, ekspresinya berubah datar seraya kembali menjatuhkan bokongnya di tempat semula .
" Kau sedang memikirkan Danu, ya? "
" ... "
'' Apa hubungan kalian sudah selesai ? '' Tanya Hardjono.
Hani menggeleng pelan dan terdiam . Kembali ia memikirkan hal yang tadi membuatnya melamun.
Statusnya dan Danu masih suami istri. Danu belum menceraikannya dan itu berarti hubungannya dengan Danu belum selesai , bukan ?
Ah, Entahlah. Hani menghela nafas, memikirkan itu otaknya menjadi mumet.
'' Hani. ''
'' Ya, Ayah. ''
'' ... ''
Diam melanda. Ayah dan Anak itu saling menatap. Sejak hari dimana Danu pergi dan hingga kini tak muncul lagi, raut wajah putri semata wayangnya ini selalu terlihat muram.
Hardjono prihatin.
'' Yah.. '' Hani memecah kesunyian diantara mereka.
'' Hani.. Ayah minta maaf karena telah membuatmu khawatir. Tapi, sebaiknya kau tidak terlalu memikirkan ayah.
Fokus saja pada hidupmu .
Dan.. Dan lakukanlah apa yang menurutmu harus kau lakukan.
Ayah minta maaf, karena tak bisa melakukan apapun untuk membantumu. Tapi ayah ingin kau tau, kalau ayah akan selalu mendukungmu. ''
Hani mengangguk. Ia paham apa maksud ayahnya. Diam kembali melanda. Hingga Hani teringat pada Lastri dan Rara.
'' Yah.. ''
'' Em ? ''
" Ibu dan Rara.. Kenapa mereka tak ada dirumah ? Kemana mereka ? "
"... "
" Ada apa, Yah ? Apa saat aku pergi telah terjadi sesuatu ? "
Seketika bibir Hardjono terkatup rapat. Ini adalah pertanyaan yang entah untuk yang ke berapa kalinya Hani lontarkan.
Dan memang sengaja tak ia jawab sebab ia tak mau membahasnya.
'' Ayah.. '' Nafas Hani memburu. Ia kesal karena ayahnya masih tak mau bicara mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi selama ia tak ada dirumah.
Namun bukannya menjawab, Hardjono justru memalingkan kepalanya. Ia masih kekeh tak akan bicara mengenai hal itu .
'' Terserah, kalau ayah gak mau ngasi tau. Biar nanti ku cari tau sendiri . ''
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Ceraikan Aku, Mas
RomanceSiapa yang ingin menjadi kedua? Terlebih di era sekarang. Dimana predikat pelakor begitu melekat pada wanita yang berstatus madu. Tak hanya di pandang sebelah mata dan tanpa memperduli apa alasannya, julukan tersebut seolah tak terlepaskan dan di...