Ijin menginap

483 16 1
                                    

* * *

Hani yang baru saja sampai menyentak nafas dan memasang tampang kesal saat melihat mobil yang terparkir dihalaman rumahnya.

Padahal ia sengaja berkendara dengan sangat lambat, singgah ke makam dan menghabiskan waktu lebih lama dari biasanya.

Bahkan ia pun singgah ke mini market, padahal tak ada barang yang mau ia beli. Hal tersebut ia lakukan semata-mata agar Danu tak betah karena lama menunggunya dan pergi.

Tapi ternyata lelaki ini lebih gigih dari dugaannya.

'' Di mana dia ? '' Tanya Hani saat bertemu Lastri di dapur .

Lastri yang tengah menggoreng pisang menoleh, lalu mengkerecutkan bibir ke arah kamarnya. Hani semakin kesal. Ia duduk dan langsung mencomot satu pisang yang baru saja diangkat dari minyak panas.

Ia sebenarnya tak suka ada yang masuk ke ruang pribadinya yang menyimpan banyak kenangan bersama mendiang sang suami.

Bahkan Lastri dan Rara saja tak pernah berani masuk tanpa seijinnya.

Danu menjadi pengecualian pertama, mengingat status mereka adalah suami istri.

Lastri matikan kompor, berbalik dan duduk di hadapan Hani. Lalu ikut mengambil satu pisang yang menyembulkan asap pertanda masih panas.

'' Bukannya kamu bilang urusan diantara kalian uda selesai ? '' Tanya Lastri dengan suara pelan.

'' Seharusnya begitu.. Tapi ,ya.. Aku memang belum di cerainya . '' Hani menjawab lesu. Pandangannya mengarah ke pintu kamarnya yang tertutup rapat.

Lastri pun melihat ke arah yang sama.

Hubungannya dengan Hani memang tak sedingin dulu. Tapi tetap saja seperti ada dinding yang membuatnya tak bisa dekat apalagi leluasa berbicara dengan anak tirinya ini.

'' Han.. ''

'' Gak usah pikirin aku . Aku bisa urus diriku sendiri ! '' Hani berdiri, namun sebelum beranjak ia tatap Lastri yang menaikan dagu, menatapnya .

'' Aku bukan anak kecil yang harus selalu kalian khawatirkan!
Aku tau mana yang baik, yang boleh dan yang tidak seharusnya ku lakukan. "

Hani menarik nafas panjang lalu kembali melanjutkan ucapannya .

" Dengar. Aku pernah menikah dan tau apa saja kewajiban sebagai seorang istri.

Pernikahan kami memang sah. Tapi perlu kalian ketahui, sekalipun aku memberikan tubuhku padanya. Tapi tidak akan pernah ku berikan hatiku . Walaupun cuma secuil .

Jadi jangan pernah lagi bersikap ataupun bertanya seolah aku sedang dalam masalah besar . "

Cklek ' Suara pintu terbuka.

Hani dan Lastri kompak melihat ke asal suara.

Ekspresi mereka sama-sama terkejut.

Danu munculnya dan tersenyum sambil berjalan ke arah mereka.

'' Sudah pulang rupanya istriku. '' Ucap Danu yang menghentikan langkah di dekat Hani.

Hani dan Lastri sama - sama melongo mendengarnya.

'' Eh, ada pisang goreng. Kayanya enak. '' Danu menarik kursi ,duduk dan langsung mengambil satu pisang goreng yang tak lagi panas.

'' Makan pisang goreng itu kurang lengkap tanpa kopi, ya bu. '' Danu menilik Lastri , masih dengan senyum yang tak luntur sejak tadi.

Lastri mengangguk perlahan. Sikap Danu membuatnya bingung sekaligus heran .

'' Yank. '' Danu mengalihkan pandangannya pada Hani yang seketika menoleh dengan mata melebar.

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang