Kalian bertengkar

315 8 0
                                    


* * *

Hani terhenyak, terbungkam oleh pertanyaan terakhir yang Danu lontarkan.

Danu berdiri . Hani mengangkat wajahnya .

'' Baiklah kalau itu maumu.

Aku akan menunggu.

Aku akan menunggu hingga aku  benar-benar mendapatkan pekerjaan dan sampai urusan keluargamu selesai .

Dan juha..aku akan menunggu sampai kau benar-benar bisa lepas dari masa lalumu.

Hingga sampai saat itu tiba, aku janji akan sabar dan tetap setia menunggumu. ''

Hani teringat kata-kata Danu sesaat sebelum pergi.

Lama Hani terdiam, terpaku sembari menatap lemari pakaian yang pintunya terbuka lebar.

'' Harus ku apakan semua milikmu ini ? '' Tanyanya seolah tengah berbicara pada sosok yang telah lama meninggalkan dunia ini.

Hani dilema dengan apa yang harus ia lakukan pada barang-barang peninggalan mendiang sang suami.

Haruskah di buang ? Tidak. Ia sayang. Apalagi semuanya masih bagus dan layak pakai karena memang terjaga dengan baik.

Tapi tak mungkin juga tetap berada di lemarinya, sebab kini Hani telah menemukan penggantinya .

Apalagi sepertinya, Danu keberatan akan keberadaan semua barang ini.

'' Oh, iya. Kan bisa di sumbangkan ? '' Hani tersenyum .

Hani perhatikan semua barang yang memang sengaja ia simpan agar bisa mengenang pemiliknya.

Tak sadar, air matanya jatuh.

Merelakan seseorang yang pernah sangat berharga dalam hidup bukanlah hal yang mudah.

Apalagi melupakannya. Itu adalah sesuatu yang hampir mustahil dilakukan.

Namun ketika orang tersebut telah tiada, adalah sebuah keharusan untuk bisa mengikhlaskannya .

Hani menghapus air matanya.

Tangannya terangkat, jemarinya menyentuh salah satu pakaian yang bergantung .

" Terima kasih telah menemani ku selama lima tahun ini...
Aku tak akan pernah melupakanmu .. "

Hani menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan sembari menutup pintu lemari dengan air mata yang kembali berderai.

Setelah lemari semua pintu tertutup, Hani lantas berbalik dan mengukir senyum.

Ia lega dan merasa sangat yakin jika inilah saatnya ia melepas segala kenangan masa lalunya dan bersiap untuk menyongsong masa depannya bersama Danu .

* * *

Keesokan harinya.

'' Maaf, sayang . Uda lama nunggu, ya ? '' Ucap Danu sambil menjatuhkan bokong pada permukaan kursi yang berhadapan dengan Hani.

Hani menggeleng kecil sambil tersenyum tipis.

Danu lantas meraih tangan Hani yang tergeletak di atas meja dan mengusap punggungnya.

Pagi tadi, Danu mengabari jika ia tak bisa menyambangi Hani dirumahnya . Pun dengan menginap.

Jadi sebagai gantinya, ia mengajak Hani makan malam di sebuah cafe , tak jauh dari restoran tempat kerjanya.

Pun kebetulan Hani baru menyelesaikan shift malamnya. Begitupun dengan Danu yang sejak pagi hingga pukul 9 malam baru selasai dengan aktivitas barunya di restoran.

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang