Belain lembut

700 20 0
                                    

* * *

     Deg ~ Deg ~ Deg ~ ' Detak jantung  melambat. Nafas menjadi berat. Hawa dingin pun perlahan menjadi hangat.

   Hani tak berkutik. Kepalanya mendongak, menatap lelaki yang lebih tinggi 10 cm darinya.

    Mata mereka saling bertemu.

    Tiba-tiba Danu maju satu langkah. Hani reflek mundur. Matanya melebar, ketika telapak kakinya mendarat di lantai kamar mandi yang dingin.

   Danu maju lagi . Hani pun mundur lagi. Hani menoleh kebelakang dan menjadi gugup menyadari jika ia telah kembali masuk ke kamar mandi.

   ' Cklek ' Danu menutup pintu kamar mandi tanpa berbalik.

   '' Ma-Mas .. '' Hani gugup.

Danu bergeming. Ia angkat kedua tangannya , menarik kaos hitamnya ke atas hingga terlepas dari tubuhnya.

     Dan terpampang lah dada bidang dengan kulitnya yang coklat, yang selama ini hanya Mila saja yang pernah melihat dan menyentuhnya.

   Hani mengerjap. Dadanya bergemuruh. Berdebar tak karuan.

Danu menatap Hani tanpa jeda. Ia sapu penglihatannya meniti wajah dan bagian tubuh Hani yang terbuka.

     Dimulai dari wajahnya yang lembab. Kemudian beralih pada ujung-ujung rambut yang meneteskan air dan jatuh ke pundaknya .

    Lalu pandangannya turun pada bagian bawah tubuh yang hanya tertutup sampai batas lutut.

    Danu mencondongkan tubuhnya ke depan sambil mengangkat wajahnya dan mensejajarkannya dengan wajah Hani.

    Hani pun semakin gugup dibuatnya.

   Hani lalu menarik nafas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan.

   Lalu ia panglingkan wajahnya kesamping dan memejamkan mata sambil mengatur pernapasannya . Ia berusaha untuk tenang. Tapi tak bisa. Dan justru menjadi tegang.

   C Ckal ' suara pintu terbuka. Hani sontak membuka mata dan langsung mengembalikan posisi kepalanya kedepan.

   '' Kau pasti kedinginan. Keluarlah dan segera berpakaian. "

    " ... "

    " Kenapa ? Apa kau masih ingin disini ? '' Kedua sudut bibir Danu melekuk ke atas.

     Hani menggeleng dan dengan cepat keluar. Sempat ia menoleh ke belakang. Pintu kamar mandi belum ditutup. Danu masih menatapnya dengan seringai .

   Hani mempercepat langkah dan masuk kedalam kamar. Bergegas ia menuju lemari dan mengeluarkan pakaiannya.

    Tapi belum sempat ia mengenakkannya, ponselnya berdering . Hani lantas meraih tas yang ia letakan di atas meja dan mengeluarkan ponselnya .

   " Mbak Mila. "

    Hani hendak menyambutnya, namun keburu panggilan tersebut terputus.

     Hani lantas mengusap layar ponselnya, tertera dua panggilan tak terjawab dan sebuah pesan yang baru masuk beberapa menit lalu.

    Hani terdiam sejenak, kamu membawa diri dan duduk ditepian ranjang sambil membacanya. Hani pun lupa jika belum berpakaian.

   " Maaf mengganggumu, Han . Aku hanya ingin menanyakan bagaimana kalian di sana? Soalnya aku telpon Mas Danu tapi gak diangkat . "

    Jemari Hani langsung bergerak gesit, membalas pesan Mila.

   " Enggak kok, Mbak. Tadi aku sama Mas Danu lagi perjalanan pulang ke Vila jalan dan kehujanan.
Jadi kami gak dengar suara hape berbunyi . "

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang