Bisakah

353 8 0
                                    


* * *

Beberapa saat setelah mendapat balasan pesan dari Danu, Mila langsung bergegas naik ke lantai dua kamarnya.

Dengan cepat ia tanggalkan pakaian yang membalut tubuhnya sejak siang, dan menggantinya dengan terusan satin berdada rendah dan hanya sependek pangkal paha.

Tak lupa Mila menaburkan bedak tipis dan melapisi bibirnya dengan lipstik berwarna merah menyala.

Mila perhatikan dirinya dipantulkan kacakaca, membolak-balikan tubuhnya dan tersenyum puas dengan tampilannya yang ia rasa sempurna dan tentu saja sesuai dengan yang ia inginkan.

Ia terlihat begitu menarik dan sangat menggoda. Sekali lagi ia sunggingkan senyum yang memancarkan kepuasan .

Sebelum keluar dari kamar, Mila sempat terdiam dan termenung sejenak saat pandangannya tak sengaja mengarah ke tempat tidur yang merupakan saksi bisu kehidupan ranjangnya bersama Danu.

Diantar sekian kali berhubungan badan dengan Danu, hanya sekali ia benar-benar bisa merasakan nikmat dan mencapai yang namanya puncak kenikmatan bersenggama .

Yang mana itu adalah yang paling berkesan dan tak akan mungkin bisa ia lupakan.

Dan itulah yang menjadi salah satu tujuannya meminta Danu bertemu.

Ia ingin menggoda Danu agar dapat merasakannya lagi. Ia ingin mengulanginya lagi . Dan berharap, seandainya ia berhasil merayu Dan mengulang seperti waktu itu, Danu akan kembali padanya.

Atau jika pun tidak, besar harapannya Danu mau mengabulkan dan bersedia melakukannya.

Setidaknya sekali saja. Sebelum pengadilan menyatakan pernikahan mereka resmi berakhir.

Tak mau memikirkan hal yang menyakitkan itu, Mila pun beranjak dengan kepala sedikit tertunduk.

Diruang keluarga, Mila terlihat duduk di tempat biasanya Danu duduk menonton televisi.

Mila duduk ditempat biasa Danu duduk saat menonton televisi.

Terbayang sosok yang ia rindukan, Mila seolah melihat Danu tengah duduk bersandar dengan nyaman dengan tangan memegang remote tivi.

" Aku merindukanmu, Mas. " Mila menghela nafas lalu menunduk, memperhatikan tampilannya .

' Ting ' Mila menoleh pada ponsel yang ia letakan di sisi kanan duduknya dan meraihnya.

''Aku sudah didepan rumahmu. '' Pesan dari Danu.

Mila berdiri dan mengukir senyum, senang karena yang dinanti akhirnya datang.

Sebelum beranjak Mila membenahi tampilannya dan berkaca menggunakan kamera depan ponselnya.

'' Masuklah, Mas. Pintu tidak di kunci. '' Balasnya seraya mengambil kimono yang menggantung di sandaran kursi dan mengenakannya.

'' Mas. '' Sapa Mila saat sosok yang rindukan telah berada didepan matanya.

Danu yang baru saja melewati pintu masuk berhenti dan menahan pintu agar tak tertutup.

Ia menatap heran pada wanita yang tengah berjalan dengan penuh semangat ke arahnya.

Mendapati respon demikian, bibir Mila yang berbalut lipstik merah , seketika menjadi datar.

Tak hanya senyumnya yang memudar, jalannya pun menjadi perlahan.

''Ad-ada apa,Mas ?
Kenapa Mas berdiri di situ ? Masuklah, Mas. Kita bicara di ruang keluarga . '' Ajak Mila sambil melengkungkan bibirnya ke atas , berusaha kembali tersenyum meski sebenarnya ia merasa gugup .

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang