Sejauh ini kok gak ada yg komen, ya?
* * *
Mila terdiam usai membaca pesan yang baru saja ia terima.
Kemudian, ia menghela nafas panjang.
Seharian tak saling menghubungi, pun ia memang sengaja menahan diri untuk tidak menelepon dan mengirim Danu pesan. Berharap Danu mungkin akan menghubunginya terlebih dahulu.
Padahal ia sudah sempat merasa senang. tapi setelah mengetahui isi pesan Danu, Mila seketika terhenyak.
Danu tak lagi pulang malam ini. Mila nelangsa.
Namun yang lebih membuatnya bertambah nelangsa adalah Danu mengatakan akan menginap dirumah wanita yang masih berstatus madunya.
'' Tega kamu , Mas.. Memangnya apa kurang ku selama ini padamu.. ''
Air mata Mila jatuh, mengingat semua hal yang telah ia lakukan untuk sang suami.
Lima tahun ia mengabdikan diri, berusaha memberi dan menjadi yang terbaik . Melayani dengan sepenuh hati, bahkan ia sampai berani menentang kedua orang tuanya.
Tapi kenapa ? Kenapa ia masih tak bisa membuat Danu tersentuh apalagi berpaling padanya?
" Tak bisakah sedikit saja kau membalas cintaku padamu ,Mas ? Bahkan jika kau berpura-pura sekalipun ,itu sudah cukup bagiku.. "
Mila memejamkan matanya kuat-kuat.Takala sakit terasa kian menghujam hingga ke dasar jantung. Sakit , sungguh sakit rasanya.
Rasanya ia sudah tak sanggup lagi. Ingin rasanya menyerah saja . Tapi kenapa sulit sekali ?
Beberapa saat ia bergelut dengan batinnya.
Hingga akhirnya ia mulai merasa tenang dan membuka matanya secara perlahan.
" Tidak. Ini gak adil namanya " Mila menggeleng sambil menghapus sisa - sisa air matanya.
Sekali lagi dan ini akan menjadi yang terakhir kalinya.
Mila menyakinkan diri untuk berusaha dan bertahan. Hatinya masih belum cukup kuat . Ia tak bisa merelakan lelakinya begitu saja. Jadi akan ia lakukan dengan cara lain.
Mila bulat bertekat. Ia tatap layar ponselnya dengan sorot dingin . Ia acuhkan pesan Danu dan ia kunci alat komunikasi pribadinya itu.
" Ya, Mila.. Sama seperti yang selalu kau lakukan selama ini.
Kali ini pun kau pasti bisa melaluinya .
Yang harus kau lakukan sekarang hanyalah berhenti melakukan hal yang membuatmu terlihat seperti pengemis.
Kau harus berubah, Mila !
Jangan bersikap seperti dulu. Jangan manjakan dia. Jangan perdulikan dia. "
Suara yang seolah tengah berbicara dalam hatinya.Mila manggut-manggut. Ia setuju dengan apa yang si suara katakan.
" Kita lihat sampai di mana kau bisa bertahan tanpaku Mas.. "
Mila optimis. Selama menikah dengannya, ia sangat yakin jika Danu pasti menikmati kehidupannya dengan nyaman.
Dimana segala kebutuhannya tak pernah kurang karena Mila selalu mengurus dan memenuhinya.
Di tambah lagi fasilitas penunjang yang Danu dapatkan setalah menjadi suaminya.
Tak mungkin ada orang yang mau kembali hidup susah. Begitupun dengan Danu pun sama. Ia pasti tak mau kehilangan itu semua. Mila berkesimpulan.
Tapi benarkah demikian ?
* * *
Di rumah Hani.
Usai mengirim pesan pada Mila, Danu lantas keluar kamar untuk menemui ayah mertuanya yang kebetulan masih berada di dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Ceraikan Aku, Mas
RomanceSiapa yang ingin menjadi kedua? Terlebih di era sekarang. Dimana predikat pelakor begitu melekat pada wanita yang berstatus madu. Tak hanya di pandang sebelah mata dan tanpa memperduli apa alasannya, julukan tersebut seolah tak terlepaskan dan di...