* * *
Hari berlalu. Sehari menjelang liburan, Mila kembali mengajak Hani keluar.
Kali ini Mila membawa Hani ke sebuah pusat kecantikan langganannya, untuk melakukan perawatan tubuh dan wajah.
Tak hanya itu, Mila juga membawa Hani ke salon.
Waktu terus berputar dan tak terasa hari pun kembali berganti lagi. Hari itupun tiba.
Kamis pagi, segala keperluan yang ditaruh ke dalam dua buah koper sudah di masukan ke bagasi mobil.
Danu dan Mila duduk didepan, sementara Hani di kursi belakang .
Setelah memastikan segala sesuatu aman dan tak ada yang ketinggalan, mereka pun berangkat menuju Bandara.
'' Ini Mas, tiketnya. '' Mila memberikan amplop putih berisi dua lembar tiket pesawat terbang dengan tujuan ke Kota X.
Danu yang memang tak tau menahu, pun karena juga tak bertanya tentang liburan ini, mengkerutkan kening usai melihat apa yang tertera di kertas putih .
Ia baca dan ia perhatian lagi. Lalu menatap penuh heran pada Mila.
Ia heran bukan karena tiket tersebut hanya ada dua, tapi karena kota tujuan yang akan menjadi tempat liburannya.
'' Kenapa harus ke tempat ini ? '' tanya Danu dengan tangan terangkat, menunjukan apa yang ia maksud.
'' Kan Mas bilang terserah. Mas juga gak pernah tanya apa-apa kan sama aku ?
Lagian gak ada salahnya juga, kan? Hani juga pasti gak akan keberatan. '' Jawab Mila sambil membetulkan kancing kemeja Danu yang hampir lepas.
'' Bagaimana kalau Hani tau ? Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaannya ? ''
'' Mas terdengar seperti sangat mengkhawatirkannya .
Memangnya kenapa kalau dia tau kalau kota itu adalah tempat kita bulan madu dulu ? '''' ... '' Danu menghempaskan nafas dengan kasar.
'' Jujur,Mas. Sebenarnya ini sangat berat buat aku.
Membayangkan Mas berduaan dengannya dan mungkin akan melakukan itu... Ak-aku... '' Mila peluk Danu. Ia benamkan wajahnya di ceruk Danu.Dari kejauhan, Hani yang sejak tadi berdiri di depan gerbang keberangkatan melihat sekilas pasangan suami istri yang tengah berbincang dan berpelukan.
Lalu dengan segera Hanin memalingkan wajahnya ke arah lain.
'' Aku takut Mas nanti lupa padaku. Karena itu aku memilih kota ini supaya Mas bisa selalu mengingat ku. '' Mila kecup pipi Danu dan setelah itu menarik mundur tubuhnya.
Pelukannya pun terlepas.
Danu beranjak dari hadapannya.
Sekali ia menoleh kebelakang.Nampak Mila melambai sambil menyeka air matanya . Hingga akhirnya Danu dan Hani benar-benar menghilang dari pandangannya.
Mila menarik nafas yang terasa begitu berat.
Sesak menghimpit dada. Ia coba tabahkan hati dan perasaannya. Menyakinkan dan mengingat diri jika ini adalah bagian dari rancangannya.
* * *
" Hani. "
Yang disebut namanya menoleh. Danu mengulur tangan.
Hani bergeming sesaat . Ia gerakan tangannya dengan perlahan , menyodorkan pegangan koper miliknya pada Danu.
'' Bukan koper, tapi tanganmu . ''
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Ceraikan Aku, Mas
RomanceSiapa yang ingin menjadi kedua? Terlebih di era sekarang. Dimana predikat pelakor begitu melekat pada wanita yang berstatus madu. Tak hanya di pandang sebelah mata dan tanpa memperduli apa alasannya, julukan tersebut seolah tak terlepaskan dan di...