Bertekat

506 14 1
                                    

* * *

Berbekal KTP milik Hani, Danu  akhirnya mengetahui dan tiba di tempat tinggal Hani, sesuai dengan alamat yang tertera.

Danu tersenyum.

Mengingat ini adalah kediaman orang tua istrinya. Yang itu berarti ia akan bertemu mertuanya secara resmi untuk pertama kalinya.

Danu gugup.

Jantungnya mulai berdegup kencang saat pintu ia ketuk sambil mengucapkan salam dan seseorang membukanya.

Lastri.

Wanita yang kepalanya mulai diramaikan oleh helaian putih itu , memperhatikannya sejenak. Ia sepertinya tengah mengingat, agar tak salah mengenal.

" Kau... "

" Iy, Bu. Saya Danu. Suami Hani. "

Mimik wajah Lastri menjadi datar . Di persilahkannya Danu masuk.

" Siapa, bu ? " Tanya Harjono yang muncul dengan menggerakkan kursi rodanya sendiri.

Hardjono terkejut melihat Danu yang sudah masuk dan langsung mendekatinya. Danu raih punggung tangan ayah mertuanya dan mengecupnya penuh hormat.

Danu tersenyum sambil menenggak tubuh.Ia senang karena Hardjono masih mengingat dan bisa langsung mengenalnya. Padahal mereka hanya bertemu sekali dan itupun cuma sebentar.

'' Duduklah . '' Hardjono mempersilahkan . Raut wajahnya terlihat bingung.

Danu mendudukkan diri di kursi tunggal, berhadapan dengan Ayah dan Ibu tiri Hani .

Hening.

Susana canggung menyelimuti. Bahkan Hardjono sampai harus berdehem beberapa kali untuk mengusir rasa canggungnya.

'' Maaf , sebelumnya Nak Danu. Tapi ada apa Nak Danu kemari ? '' Tanya Hardjono dengan penuh hati-hati. Sebab tak mau sampai salah bicara apalagi menyinggung lelaki yang entah apakah masih bisa ia dianggap menantu atau tidak.

'' Em.. Saya yang seharusnya minta maaf. Karena setelah menikah , saya sama sekali belum pernah berkunjung kemari. Jadi kedatangan saya kemari untuk menengok Ibu dan Bapak. ''

Lastri dan Hardjono saling tatap.

'' Tapi, kata Hani... Bukankah hubungan  kalian sudah berakhir ? '' Tanya Hardjono yang menjadi semakin bingung.

'' Itu juga yang menjadi tujuan saya datang kemari.
Memang, pernikahan kami di dasari dengan sebuah kesepakatan.

Tapi apapun alasannya, Hani dan saya menikah sah secara agama . Dimata Tuhan kami adalah suami istri. Dan status itu masih sampai sekarang.

Saya tidak akan menutupi jika memang ada masalah dalam rumah tangga saya dengan istri pertama saya.

Tapi dengan Hani, saya tidak ada masalah sama sekali.

Dan yang menjadi masalahnya sekarang adalah, istri pertama saya tidak menginginkan pernikahan saya dan Hani berlanjut.

Tapi saya sama sekali tidak berniat untuk mengakhiri pernikahan saya dengan Hani.

Dan justru, saya ingin mengesahkan pernikahan saya dengan Hani secara resmi . ''

'' Tapi.. '' Hardjono terlihat bimbang. Harus bagaimana ia menanggapi ucapan Danu ini.

'' Jika memang kalian masih berstatus suami istri, maka kami sebagai orang tua tidak akan ikut campur.

Masalah mu dengan istri pertamamu, itu adalah urusan kalian.

Tapi mengenai hubungan mu dengan Hani, sebaiknya kau putuskan setelah kau bicara dengan Hani.

Sekali lagi ,kami tidak akan ikut campur. Karena semua tergantung pada Hani .
Kami hanya bisa menghormati apa yang menjadi keputusannya nanti. ''

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang