* * *
Danu mengernyit lalu menggeleng dan menepis kedua tangan Mila hingga terlepas.
" Aku sudah menalakmu, Mila. Kita sudah bukan suami istri lagi. "
Air mata Mila kembali mengalir. Teringat saat Danu menalaknya, hatinya merasakan lagi sakit yang sama. Sakit.
" Kau-kau kan bisa menjadikan ku istrimu lagi, Mas. "
Alis Danu hampir bertemu, tak percaya dengan apa yang barusan Mila ucapkan.
" Kita hanya perlu menikah ulang.Aku tak masalah menjadi yang kedua. " Mohon Mila dengan derai air mata.
" Tidak ! " Danu menolak dengan tegas.
'' Tapi Mas... '' Mila mendekat lagi dan hendak meraih Danu. Namun Danu menahan dengan mencengkram kuat pundak kanannya.
'' Kubilang tidak, Mila ! Jadi cukup!
Hentikan semua kegilaanmu. Aku bukan suamimu lagi.
Jadi kau tak bisa mengaturku seperti dulu.Kita sudah bercerai. Tak akan ada yang bisa merubah kenyataan itu . Dan tak akan juga kita kembali menjadi suami istri lagi.
Kau tau kenapa ?
Karena aku tak mau terjebak dengan mu lagi.
Lagipula sekarang aku sudah memiliki Hani.
Hanya dia yang ku inginkan menjadi satu-satunya pendamping hidupku .Aku tak butuh yang lain. Tidak juga dirimu. Apalagi untuk dijadikan istri kedua. "
" Kamu memang jahat ! Tega kamu sama aku, Mas. " Mila berang.
" Maaf, Mila. Terserah kau mau memaki ku seperti apa. Tapi sekali lagi kuminta, cukup sampai disini.
Aku tidak ingin mendengar apapun lagi.Aku permisi. Dan kuharap.. Kita tidak akan bertemu lagi. "
Danu berbalik Dan hendak mengambil langkah. Namun Mila menahannya.
" Mas.. Mas..tunggu.. Kamu belum boleh pergi. Aku belum selesai bicara. Mas ! " Mila memegang kuat lengan Danu.
" Mila.. " Danu menatap dengan sorot tak suka. Ia tarik tangan Mila hingga terlepas dan kembali berbalik, berhadapan dengan Mila.
" Untuk terakhir kalinya, aku bilang cukup ,Mila !
Isteriku sedang menunggu di luar.Dan aku tak mau membuatnya lebih lama menunggu lagi. "
Mila terhenyak. Untuk sesaat ia merasa seolah sekitarnya berhenti.Apa ia tak salah dengar ? Danu bilang istrinya sedang menunggu di luar? Itu berarti Danu tak datang sendiri.
Mila tak berkutik. Ia tak bisa berkata-kata dan tak tau pula apa yang harus ia lakukan.
'' Aku permisi, Mila. Maaf aku tak bisa membantumu.
Kau.. Jaga diri baik-baik. '' Pamit Danu.Mila masih bergeming . Begitu Danu berbalik dan menghilang usai melewati mulut pintu masuk, dengan perlahan, Mila sibak gorden dan mengintip.
Terlihat Danu menghampiri wanita yang sepertinya sejak tadi menunggu, di teras rumahnya.
Mila bertambah shock.
Hani pasti mendengar pembicaraannya dengan Danu tadi .
Seketika Mila membalikkan tubuhnya dan bersandar pada jendela yang tertutup rapat.
Lalu terdengar suara dua langkah orang yang berhenti di depan rumahnya. Di mana motor yang membawa mereka terparkir.
'' Uda selesai ? '' Tanya Hani pada sang suami yang tengah memasang helm di kepala.
'' Uda. '' Jawab Danu seraya naik keatas motor.
'' Ko cepat amat ? '' Hani pun menyusul naik ke boncengan dan melingkarkan tangan di pinggang Danu.
'' Gak ada hal penting juga yang diomongin. ''
'' La, terus ? Kenapa nyuruh ke sini kalau ternyata gak ada hal penting yang mau diomongin ? '' Suara Hani meninggi.
'' Nanti aku ceritain dirumah. ''
'' Ada apa, sih ? Bikin penasaran aja. "
" Uda nanti akan dirumah . "
" Ah, gak mau. Aku penasaran, sayang . Ceritain sekarang ! ''
'' Dirumah aja. ''
'' Sekarang. ''
'' Dirumah. ''
'' Aaa... sayang.. ''
Danu terkekeh. Lalu mulai tancap gas dan pergi dari rumah yang tak akan pernah ia datangi lagi.
Sepinggalnya sepasang suami-istri tadi, Mila mengambil langkah dan berjalan gotai menutup pintu. Ia terlihat seperti orang yang tak punya tenaga .
Mila merasa benar-benar sudah tak ada harapan.
Tak ada lagi hal yang bisa ia lakukan untuk mendapatkan kembali Danu .
Pun rasanya ia telah kehilangan harga diri dan terlalu malu jika bertemu Hani dan Danu lagi.
Mungkin inilah saatnya ia harus berhenti dan merelakan semuanya.
Terutama pria yang begitu ia cintai sekaligus cinta pertamanya.
Ia putuskan menyerah dan akan pulang ke rumah orang tuanya.
Ia tak perduli dan juga tak mau memikirkan entah apa dan akan seperti apa ia nantinya.
* * *
Keesokan harinya.
Gerimis turun sejak dini hari . Dan hingga siang, meski hujan telah berhenti, namun udara lembab dan hawa dingin masih begitu terasa.
Suasana yang sama juga terasa di salah satu ruang sidang di pengadilan negeri.
Beberapa saat lalu, hakim baru saja mengetuk palu, pertanda berakhirnya sebuah persidangan.
Ruang ini adalah ruang berlangsungnya puncak sidang perceraian Danu dan Mila .
Terlihat Danu yang merupakan pihak digugat, menoleh kebelakang.
Ia tersenyum pada Hani dan Ibu yang datang untuk mendampingi serta memberinya dukungan.
Sementara dari pihak penggugat , hanya di wakil pengacara saja.
Mila sengaja memilih absen . Selain agar mempermudah jalannya persidangan, pun ia malu untuk bertemu Danu, Hani dan juga Sri yang kini telah menjadi mantan mertuanya.
Akhirnya, setelah menjalani pernikahan hambar selama lima tahun , dengan ini pernikahan Danu dan Mila pun di nyatakan resmi berakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Ceraikan Aku, Mas
RomanceSiapa yang ingin menjadi kedua? Terlebih di era sekarang. Dimana predikat pelakor begitu melekat pada wanita yang berstatus madu. Tak hanya di pandang sebelah mata dan tanpa memperduli apa alasannya, julukan tersebut seolah tak terlepaskan dan di...