Lelah

354 8 0
                                    

* * *

Mak Man bercerita.

Seperti yang rutin ia lakukan disetiap tahunnya, tahun inipun ia menggelar tahlilan untuk mendoakan anak yang telah berpulang mendahuluinya.

Dibantu tetangga dan ketua RT , acara yang tak hanya di peruntukan untuk Almarhum anak tetapi juga suaminya itu terlaksana dan berjalan lancar.

Beberapa hari setelahnya, pak RT tiba-tiba datang dengan tujuan tak terduga .

Melihat jika tahun ini wanita yang diketahui sebagai menantu Mak Man tak datang seperti tahun - tahun kemarin, Pak RT yang mewakili kekhawatiran orang-orang desa , pun bertanya prihal tersebut dan lantas mengutarakan maksud kedatangan yang sebenarnya .

 '' Begini Mak Man.
Seminggu yang lalu, saya dan ketua RT dari beberapa desa berkumpul dikantor ke kelurahan 

Kami diminta datang, khusus untuk mendengarkan sosialisasi yang di sampaikan oleh petugas dari dinas sosial kantor pusat.

Di situ mereka memperkenalkan dan memberi pemahaman mengenai tempat penampungan khusus untuk yang sudah berusia lanjut dengan keadaan hidup sendiri dan tidak memiliki sanak saudara .

 Maksud saya, dari pada Mak Man hidup seorang diri, meskipun ada kami.. Tapi tetap saja, kami tidak mungkin bisa 24 jam memantau dan memastikan bagaimana keadaan Mak Man .

Jadi saya rasa, itu bukan pilihan yang buruk .

 Mak Man jangan khawatir.

Di sana, mereka menjamin akan merawat dan menjaga Mak Man dengan baik.

 Hemm..

Mak Man pikirkan saja dulu. Dan jika Mak Man mau, saya akan langsung membuat permohonan ke kelurahan supaya nanti bisa segera diproses. '' Ujar Pak RT.

Saat itu, Mak Man tak langsung memberi jawaban .Butuh waktu lebih dari satu bulan untuk ia memikirkan dan mempertimbangkannya.

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti saran Pak RT. Ia sudah tua dan sadar, mungkin sebentar lagi akan menyusul anak dan suaminya.

Dan begitulah.

Tak lama setelah Pak RT pergi mengajukan permohonan ke kantor kelurahan, Mak Man didatangi seorang wanita paruh baya yang memperkenalkan diri sebagai petugas dari dinas sosial.

Mak Man yang didampingi Pak RT pun di data dengan beberapa pertanyaan.

Hingga pada akhir pertemuan, Mak Man yang bersedia tinggal di penampungan milik pemerintah dan akan dijemput pada hari yang telah mereka sepakati.

Dan hari ini adalah hari itu.

Seperti yang petugas dari dinas sosial itu katakan, siang nanti, ia akan datang untuk menjemput Mak Man.

* * *

Hani menghela nafas. Entah harus digambarkan seperti apa perasannya saat ini.

Ia merasa sedih. Tapi juga lega.

Ia tak bisa melarang , sebab itu keputusan Mak Man yang merupakan haknya.

Pun tak mungkin juga Hani menawarkan diri untuk merawat Mak Man. Mengingat ia sendiri memiliki ayah yang kondisinya  kurang lebih serupa.

Hani pun pasrah dan hanya bisa berharap , semoga saja tempat tersebut memang dapat dipercaya.

'' Bu.. '' Hani meyodorkan kembali amplop berisi uang pada Mak Man.

'' Hani.. ''

Hani menggeleng pelan.

'' Ibu lebih membutuhkannya .''

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang