Menunjukkan keseriusan

408 12 0
                                    

* * *

'' Han.. Hani.. '' Suara Hardjono terdengar memanggil.

' Bruk ' Danu terkejut dan terjatuh dari ranjang.

Sontak Hani dan Danu yang baru saja akan memulai apa yang hendak mereka lakukan berhenti.

Secepat kilat Hani dan Danu mengenakan pakaian mereka masing-masing.

Setelah memastikan tampilannya seperti semula, Hani tinggalkan Danu dan keluar.

'' Huwaaa... A-ayah . '' Hani tersentak mendapati sang ayah berdiri di depan kamarnya.

Ekspresi Hardjono datar.

" A-Ayah, lapar ? Sebentar, aku panasin soto dulu. '' Hani berjalan ke meja makan, meraih bungkus makanan dan membawanya ke meja kompor.

Hardjono berbalik dan mengekori Hani.

'' Makanan dari mana itu ? '' Tanya Hardjono .

Hani yang baru saja meletakkan panci di atas kompor, berbalik.

Hani menghela nafas.

Di saat bersamaan, Danu muncul dari balik pintu kamar Hani. Dengan senyum canggung Danu melangkah perlahan untuk menghampiri Hardjono.

'' Maaf, Yah. Aku datang tak memberi salam karena tadi ayah tidur . '' Danu mengulurkan tangan, bermaksud untuk menyalami dan mencium punggung Hardjono.

Namun Hardjono tak menggubrisnya.

Beberapa detik menunggu, Danu pun menyerah dan menarik tangannya.

Hening tercipta.

Danu dan Hani saling lirik. Sedangkan Hardjono memalingkan wajahnya , menatap ke sembarangan arah.

'' Kenapa dia ada disini Hani ? '' Tanya Hardjono tanpa memalingkan pandangannya. Rasa kesal membuatnya enggan menatap anak apalagi lelaki yang masih berstatus menantu itu.

'' Ayah.. '' Hani maju selangkah namun tak melanjutkannya saat mendapat isyarat dari Danu agar ia berhenti.

" Maafkan ketidak kesopanan karena masuk tanpa meminta ijin dulu, Yah. '' Ucap Danu dengan mimik serius.

'' ... ''

Danu kembali melangkah dan berhenti disamping Hani.

" Ayah. " Danu meraih jemari Hani dan menggenggamnya.

" ... " Hardjono masih tak mau berpaling.

'' Aku dan Hani .. Kami.. Kami memutuskan untuk melanjutkan pernikahan kami.

Jadi, kami harap, ayah mau memberi restu sebelum kami mengesahkan pernikahan kami secara resmi. ''

Hardjono memutar leher, menatap Danu masih dengan cara yang sama. Tak suka.

'' Lalu bagaimana dengan istri pertama mu ? ''

Danu menarik nafas dan menghembuskannya dengan perlahan.

'' Kami sedang dalam proses perceraian di pengadilan. ''

Hardjono berganti menatap Hani.

'' Ayah bilang aku harus fokus menata hidup dan menyelesaikan urusan ku, kan ?

Sekarang aku sedang melakukannya, Ayah.

Tapi tak ada urusan yang harus ku selesaikan, Yah . Karena aku baru saja akan memulainya. Aku dan Mas Danu ingin membangun keluarga bersama, Ayah.
Dan kami butuh restu dan ijin dari Ayah.

Bukankah ayah berjanji akan selalu mendukung apapun yang akan kulakukan ? Jadi bisakah ayah memberi dukungan itu pada hubungan kami ? '' Hani menatap dengan sorot memohon.

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang