* * *
Hani keberatan.
Menyadari itu, Hardjono dan Danu memilih tak melanjutkan pembicaraan.
Dan makan malam pun berakhir dengan menyisakan banyak makanan .
Sementara Hani membantu Rara dan Lastri membersihkan peralatan makan dan area dapur, Danu dan Hardjono terlihat duduk di teras rumah dengan ditemani teh hangat .
Waktu kian menanjak larut. Danu dan Hardjono menyudahi obrolan ringan mereka dan masuk kedalam rumah.
'' Ayah masuk dulu, ya Nak Danu .Ngantuk. '' Ucap Hardjono ketika langkah rentanya sudah sampai di pintu kamarnya.
Padahal baru pukul 9, tapi Hardjono sudah tak bisa menahan kantuknya. Mungkin karena sudah terbiasa tidur awal.
'' Iya, Yah. Selamat malam. Selamat beristirahat. '' Danu mengangguk.
Setelah Hardjono masuk, ia pun beranjak . Namun baru tiga langkah , ia tersentak dan berhenti . Hani tiba-tiba saja muncul usai melewati dinding pembatas ruangan.
'' Lo, sayang ? Mau kemana ? '' Tanya Danu heran, sebab Hani berjalan melewati begitu saja.
'' Ke kamar Ayah. '' Hani menjawab sambil tetap berjalan.
Danu memutar tubuh, menatap heran pada Hani yang nelongso masuk ke kamar ayahnya .
Dikamar.
Hardjono yang hendak merebahkan tubuh terkejut melihat putrinya masuk tanpa permisi dan langsung duduk di sampingnya.
'' Ayah , kita perlu bicara . ''
'' ... '' Hardjono menatap dengan mimik bingung.
Hani menarik nafas panjang.
'' Sebelumnya aku minta maaf, Ayah.
Aku bukannya tak menghargai Ayah sebagai orang tua.Aku tau Ayah khawatir padaku.
Tapi untuk masalah Mas Danu dengan istri pertamanya, aku minta sebaiknya Ayah jangan pernah berkomentar seperti tadi.
Baik Ayah atau aku sekalipun, cukup lihat saja bagaimana nanti Danu mengurus masalah rumah tangganya dengan istri pertamanya.
Karena itu masalah mereka, Yah. Kita gak boleh dan gak bisa ikut campur ! .
Ayah paham kan apa maksudku ?! "
'' ... '' Hardjono mengangguk samar.
Hani kembali menarik nafas panjang . Kali ini ia hembuskan dengan sekali hentakan.
" Apa tidak ada yang mau ayah katakan? " Tanya Hani.
Hardjono menggeleng.
'' Baiklah kalau begitu. Hanya itu yang mau ku bicarakan dengan Ayah. Selamat malam,Yah . '' Pamit Hani yang setelah itu berdiri lalu keluar , meninggalkan Hardjono yang sama sekali tak mengeluarkan sepatah katapun.
Keluar dari kamar Ayahnya, Hani lantas masuk ke kamarnya. Dimana telah menunggu Danu yang sepertinya baru saja mandi.
'' Eh ? Uda mandi '' Hani bergumam dalam hati. Ia heran . Karena rasanya ia tadi cuma sebentar . Tapi tau - tau Danu sudah selesai mandi.
Seperti biasa, Danu langsung tersenyum pada istri yang tengah menghempaskan bokong di kasur.
'' Sudah bicaranya sama Ayah ? '' Tanya Danu seraya ikut duduk disamping Hani.
Hani menganggukkan sambil menyamping tubuhnya.
Ia tatap Danu. Senyum Danu semakin lebar.
Hani terenyuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Ceraikan Aku, Mas
RomanceSiapa yang ingin menjadi kedua? Terlebih di era sekarang. Dimana predikat pelakor begitu melekat pada wanita yang berstatus madu. Tak hanya di pandang sebelah mata dan tanpa memperduli apa alasannya, julukan tersebut seolah tak terlepaskan dan di...