* * *
Sementara itu.
Lastri terdiam sesaat usai membaca pesan Bi Geno.
" Mas, aku ke rumah Geno sebentar, ya .''Ucap Lastri pada Hardjono.
'' Em. Hati-hati dijalan. '' Hardjono mengangguk.
Seperti biasa, Hardjono pasti memperbolehkan setiap kali Lastri meminta ijin keluar rumah.
Selain karena Lastri jarang bepergian dan ketika akan keluar pun selalu mengatakan dengan jelas kemana dan apa tujuannya, pun sang istri juga belum pernah kedapatan berbohong padanya.
Dan Geno. Tentu saja Hardjono tau siapa dia. Namanya selalu Lastri sebut di hampir setiap kali akan pergi ketika butuh pinjaman.
Sebab itu Hardjono begitu percaya pada Lastri.
Menggunakan jasa ojek online , tak butuh waktu lama, Lastri sampai dirumah sederhana sahabatnya .
Nampak Bi Geno yang memang tengah menunggu kedatangan Lastri, duduk di salah satu dari dua kursi yang ada di teras rumahnya.
'' Ada apa ? '' Tanya Lastri begitu kakinya menginjak lantai teras berupa semen yang dihaluskan.
'' Duduklah. Ada yang perlu ku bicarakan denganmu . '' Jawab Bi Geno sambil mengisap rokok.
Lastri menurut dan duduk .
Bi Geno menyodorkan bungkus rokoknya yang sudah berkurang separuh pada Lastri. Namun Lastri menolak.
Ya, dulu memang Lastri perokok. Pecandu berat malah . Tapi semenjak menikah dengan Hardjono , ia memutuskan berhenti. Tak seperti Bi Geno yang sepertinya akan terus menikmatinya.
Kedua wanita sepantaran ini saling lirik
Bi Geno tersenyum kecut sambil menyadarkan punggungnya. Seolah mengejek Lastri yang telah banyak berubah.
Meski itu bukan hal yang buruk. Tapi ia merasa sedikit tersinggung. Sebab tinggal dirinya lah yang masih terjebak dalam hal kurang baik.
'' Sejak anak tirimu menikah dengan suami majikan ku, kau tak pernah lagi meminjam uang padaku. ''
'' Aku tak pernah meminjam uang padamu lagi, karena Hani memberikan semua gajinya padaku.
Dan itu cukup untuk memenuhi semua kebutuhan rumah dan uang jajan Rara . ''
'' Benarkah ? Baik sekali anak tirimu ? '' Bi Geno menegakkan duduk dengan alis kiri sedikit terangkat naik ke atas.
'' Apa maksud mu bicara seperti itu ? '' Lastri menoleh, menatap heran dengan kening mengkerut.
'' Ya.. Hanya gak nyangka aja kalau anak tiri mu ternyata cukup peduli denganmi dan juga Rara.
Am.. Tapi.. dia pasti punya keperluan pribadi, kan ?
Kalau semua gajinya dia berikan padamu, berati dia pasti dapat nafkah dari suaminya . Kalau tidak ? Dari mana dia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri ? ''Ekspresi Lastri terlihat semakin heran , sebab cara bicara dan bahasa Bi Geno yang terkesan menyindir.
Lastri tak suka. Meski hubungan dan Hani tak pernah baik, tapi ia tak suka mendengar jika ada yang mengatai Hani.
LApalagi dengan keadaan Hani yang sekarang. Statusnya sebagai istri kedua, sangat rentan jadi bahan gunjingan. Ia tau karena ia sudah mengalaminya. Dan ia tak mau hal yang sama terjadi pada sang anak tiri.
'' Sebenarnya apa yang ingin kau katakan ? '' Tanya Lastri.
Bi Geno menarik nafas, menoleh dan membalas tatapan Lastri sambil menancapkan ujung rokok yang masih menyala pada permukaan asbak yang ada di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tolong Ceraikan Aku, Mas
RomanceSiapa yang ingin menjadi kedua? Terlebih di era sekarang. Dimana predikat pelakor begitu melekat pada wanita yang berstatus madu. Tak hanya di pandang sebelah mata dan tanpa memperduli apa alasannya, julukan tersebut seolah tak terlepaskan dan di...