Nanti malam

467 12 0
                                    

* * *

Ditempat lain, diwaktu yang hampir bersamaan.

Hani meraih ponselnya ketika suara notif berbunyi, menandakan ada pesan WA masuk.

Kening Hani mengkerut saat membaca pesan dari Nania yang meminta tolong untuk bertukar shif.

Hani yang khawatir pun langsung menelpon sang sahabat. Tak perlu menunggu lama, Nia langsung menjawab panggilan.

'' Ya, Han .''

'' Iya, Nia. aku bisa kok gantiin kamu masuk pagi."

" Makasih,ya Han. "

" Apaan sih, kaya ama siapa aja. "

" ... "

" Ammm... "

" Am kenapa ,Han ? "

" Gak papa..Cuma...Elo gak sakit lagi kan ?''

'' Oh.. Enggak. Alhamdulillah , Elo sehat kok.
Semalam Mas Bayu kirim pesan. Dia lagi di perjalanan dan mungkin sebentar sampai . Katanya dia kangen jadi mau ketemu sama Elo. ''

'' ... ''

'' Aku tau kamu pasti khawatirin aku. "

" ... "

" Aku gak mungkin bisa selamanya ngindarin Mas Bayu, Han .

Jadi mungkin ini waktunya untuk nyelesain masalah kami..
Ak- Akuuuu... Aku bulat mau minta cerai aja, Han . ''

Hani terdiam dan berpikir sejenak.

'' Aku tau aku gak berhak ikut campur.
Tapi..Anggap saja ini sekedar saran.
Sebaiknya kamu gak buru-buru ngambil keputusan, Nia.

Pikirkan Elo.
Bicaralah dulu baik-baik dengan suamimu. Siapa tau dia menyesal dan sadar .. Terus..'' Ucap Hani terpotong.

'' Enggak,Han. Aku gak bisa ..
Kalaupun seandainya dia bilang mau meninggalkan perempuan itu dan kembali ke aku..

Tetap aja, aku kayanya gak bisa terima dia lagi.
Sekalipun itu demi Elo...

Rasanya mustahil kami bisa kembali hidup seperti dulu .

Seandainya...

Katakanlah kami kembali bersama.

Tapi gak ada jaminan dia gak akan mengulanginya, Han.. '' Suara isak tangis terdengar diujung kalimatnya.

'' Nia.. '' Hani tak tega. Ia iba. Hatinya seperti ikut teriris mendengar luapan marah Nania terhadap pengkhianatan suaminya.

'' Kamu pernah menikah .. Dan kamu juga sangat mencintai suamimu .
Jadi kamu pasti ngertikan bagaimana perasaan ku saat ini ? ''

'' Em.. '' Hani mengangguk. Ia mengerti maksud perkataan Nania.

Tak ada perempuan yang mau diduakan. Apalagi mereka yang telah berstatus sebagai seorang istri.

Tentu mereka tak rela dan tak mau jika harus membagi suaminya pada wanita lain. Dengan atau untuk alasan apapun.

'' Aku tutup dulu, Han. Kamu juga harus segera bersiap. Kalau enggak, nanti kamu terlambat . ''

Setelah panggilan ditutup, bergegas Hani ke kamar untuk berganti pakaian dan pergi ke rumah sakit.

* * *

Hani terlambat.

Beruntung kepala bagiannya mengerti, karena memang bukan Hani yang seharusnya bertugas pagi ini .

Lagi pun Nania juga telah menelpon dan menjelaskan alasan mendadak minta ganti shift karena ada urusan yang mendesak.

' Drtttt... ' Getar ponsel mengagetkannya.
Hani yang baru saja keluar dari ruang loker merogoh saku depan atasannya.

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang