Orang yang berbeda

1.7K 58 0
                                    

* * *

Mila terhenyak.

    Maniknya yang jernih beradu dengan manik legam milik Danu .

     Diam beberapa saat dengan saling tatap . Lalu terlihat Danu menghempaskan nafasnya dengan kasar dan mengembalikan pandangannya ke depan. Pertanda ia tak ingin meneruskan pembicaraan yang entah sudah ratusan atau bahkan ribuan kali dibahas ini.

   '' Mas.. '' Ucap Mila terhenti ketika Danu menoleh dan langsung menurunkan tangan yang memegang remote sudah menggantung. Danu yang bermaksud untuk menghidupkan tivi tak jadi melakukannya.

   '' Ka-kali ini aja Mas ... ? Em ? Mau ya Mas? '' Bujuk Mila.

   Danu meletakkan remote tivi dan berdiri . Mendapat respon demikian, sontak mata Mila melebar. Mila pun ikut berdiri dan langsung memegang lengan sang suami.

   '' Mas.. Ayolah,Mas...Kali ini saja. Mau, ya? Em ? '' Mila memelas.

    Danu menatap datar. Namun sebenarnya ia iba . Sungguh ia tak tega .Karena bukan sekali dua kali Mila memohon sesuatu seperti ini padanya.

    Andai saja ia bisa mengungkapkan apa yang ia rasakan atau meluapkan apa yang ia pendam selama ini, ingin rasanya ia katakan jika ia sudah tak tahan menghadapi situasi dan masalah yang sama dalam rumah tangga mereka .

   Tapi Danu tak bisa. Ia tak sampai hati untuk jujur. Sebab ia tak mau melukai hati dan perasaan Mila lebih banyak lagi.

   Mila baik . Terlalu baik malah.

   Dari awal menikah, Mila telah melakukan perannya dengan sangat baik. Bahkan hingga kini pun, Mila masih selalu berusaha melayani dan memberikan yang terbaik untuknya.

   Bukannya Danu tak bersyukur. Hanya saja ia sendiri pun tak mengerti mengapa ia tak pernah bisa menumbuhkan rasa untuk Mila .

   Meski ia sudah berusaha menerima dan menjalani rumah tangga dengan tekat bersungguh - sungguh , tapi tetap saja. Hatinya tak mau terbuka sedikitpun. Membuatnya terjebak dalam perasaan serba salah.

   Satu sisi Danu sangat ingin membalas perlakukan Mila dengan hal serupa. Memberikan yang terbaik dan menjadi seseorang yang pantas untuk Mila.

   Tapi sekali lagi. Ia tak bisa melakukannya. Hatinya tak mau bekerja sama dan selalu saja menolak untuk belajar mencintai Mila.

   Mungkin karena ia bukanlah seorang yang bisa berpura-pura . Atau mungkin karena gejolak yang selama ini ia sudah terlalu lama ia pendam. Sebuah gejolak yang kerap kali membuatnya khawatir jika sampai ia tak bisa menahannya lagi , maka sudah pasti akan menyakiti Mila.

   Walaupun ia sadar, jika selama inipun sikapnya yang acuh dan perlakuannya yang dingin telah menyakiti sang istri.

   '' Mas..''

    '' ... '' Danu tersentak kecil. Kedua bola matanya secara kompak mengarah pada Mila.

    '' Tidakkah Mas merasa .. At-atau berpikir jika ada yang salah dengan pernikahan kita ? ''

    '' ... '' Danu mengalihkan pandangannya sambil menghela nafas. Tak perlu ditanyakan atau diingatkan pun, ia tau . Bahkan orang terdekat ,terutama orang tua mereka sudah pasti menyadari ada yang salah dalam rumah tangga mereka.

    '' Mas.. Masih belum terlambat untuk kita memperbaiki dan memperjuangkan pernikahan kita, Mas.
Tapi aku gak bisa melakukannya sendiri. Aku butuh kamu , Mas.
Jadi, ayolah Mas..
Lakukan ini dem - demi.. Demiii.. '' Mila tiba-tiba menjadi bingung sendiri. Harus dengan alasan apa ia untuk membujuk dan meyakinkan sang suami untuk mau menuruti permintaannya . Mengingat Danu selama ini selalu acuh dan tak begitu mau merespon ketika membahas prihal anak.

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang