Ada apa

263 10 0
                                    

* * *

'' Gimana ayahku, Mas ? '' Tanya Hani dalam sambung telpon yang ia lakukan tak lama setelah sampai dirumah.

'' Masih belum sadar. '' Jawab Danu .

Diam beberapa detik.

'' Emmmmm.. Mas, kalau aku agak lama gapapa kan ? ''

'' Kenapa ? Apa ada masalah ?'' Tanya Danu terdengar khawatir.

Hani tertunduk sebab merasa tak nyaman. Padahal ia sudah bersikap, bahkan berkata kasar pada Danu.

Tapi bagaimana bisa lelaki yang masih berstatus suaminya itu tetap baik dan berkata lembut padanya ?

'' Bukan begitu ,Mas. Aku cuma mau bersih-bersih sebentar. Soalnya rumah kotor banget. ''

'' Oh..Iya. Kamu tenang aja. Kalau ayahmu sadar, aku pasti langsung ngabarin. ''

'' Makasih, Mas. ''

Hani meletakkan ponselnya setelah sambung nirkabel ia akhiri.

Hani menghela nafas . Sungguh rasanya tak nyaman .

Untuk sesaat ia termenung, hanyut dalam pikirannya. Hingga ia tersadar jika ia tak bisa berlama-lama mengingat ayahnya yang bisa kapan saja siuman dan pasti mencarinya.

Dan juga, ia tak ingin merepotkan Danu lebih dari banyak lagi.

Sebelum memulai apa yang hendak ia lakukan, Hani kembali menghela nafas. Kali ini hingga beberapa kali Dan panjang seraya memperhatikan sekelilingnya yang terasa pengap dan beraroma tak sedap.

Dan Hani pun mulai bergerak.

Pertama, Hani membuka seluruh pintu dan jendela yang ada diruang utama.Hal tersebut bertujuan agar aroma tak sedap keluar dan udara segar bisa masuk .

Termaksud juga tiap pintu kamar yang ada .

Kamar Rara menjadi yang pertama ia masuki.

Hani terdiam, melihat kamar tidur saudara tirinya yang begitu rapi .

Hani kemudian menyadari jika ada yang ganjil. Kamar ini terlihat lapang. Barang-barang pribadi Rara , seperti pernak-pernik yang biasanya ada di atas meja belajar, tak satupun terlihat . Pun dengan gantungan baju yang kosong. Jaket dan tas yang biasanya Rara gunakan saat bepergian ,tak ada.

Hani yang merasa heran lantas membuka lemari pakaian satu pintu milik Rara. Hani terperangah , mendapati lemari yang kosong. Tak ia temukan satu helai pun pakaian yang terlipat atau yang bergantung .

Hani terpaku sesaat.

Ia lalu teringat dengan Lastri. Bergegas ia keluar dan masuk ke kamar ayahnya.

Ia buka lemari pakaian tiga pintu yang menjadi tempat penyimpanan pakaian kedua orang tuanya.

Mata Hani melebar dengan mulut terbuka. Ia nampak begitu terkejut sebab isi lemari yang renggang dan hanya berisi pakaian ayahnya saja .

Hani mundur beberapa langkah dan terduduk di tepian ranjang.

Batinnya mulai bertanya-tanya.

Sadar tak akan menemukan jawaban jika hanya berdiam saja, Hani pun berdiri dan keluar untuk mengambil ponselnya.

Ia coba menghubungi Rara dan Lastri. Tapi kedua nomor mereka lagi - lagi tak aktif.

Ada apa ini ? Apa yang sebenarnya telah terjadi ?

Hani frustasi.

* * *

Sementara itu dirumah sakit.

'' Eh, Nia. Kamu uda tau belum ? '' Tanya Meli pada Nania yang baru saja memasuki ruang loker untuk berganti pakaian .

Tolong Ceraikan Aku, MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang