Giana Putri binti Ahmad Dirgantara S.H matang di usianya yang menginjak dua puluh tujuh. Dia gadis yang percaya diri dengan keadaan dirinya. Gia, begitu dia biasa disapa, saking jeniusnya, lompat dan lulus dalam setiap grade pendidikannya dengan sangat cepat. Pencapaiannya di usia muda adalah lulus dengan predikat memuaskan dalam Program Studi Magister Kimia yang dia ambil. Gelar M.Sc mentereng mengikuti namanya.
Gia itu gadis yang serius, kata teman-temannya. Kacamata tebal, rambut ekor kuda, dan gaya berpakaian yang kaku. Gia hobi membaca dan sering menghabiskan waktunya di perpustakaan kampus. Dia tidak benar-benar pernah memiliki sahabat, hanya teman yang kenal sepintas. Mungkin karena Gia terlihat aneh di mata teman-temannya. Atau karena dia terlalu pintar hingga orang enggan mendekat.
Manusia memang serba salah. Bodoh di bully karena lemah, pintar dibully karena iri. Gia mengalaminya, walaupun bukan bully secara fisik dan lebih pada bully secara verbal. Namun Gia tak acuh. Dia berhasil dalam pendidikannya. Menjadi anak yang menyayangi dan membanggakan bapak dan ibunya.
Giana itu strong woman. Mungkin karena gen keluarga Dirgantara memang tipe-tipe manusia kuat menghadapi hidup. Bapaknya pensiunan dosen dan ibunya adalah pensiunan Pegawai Negeri Sipil di Deperindag. Jabatan terakhirnya cukup mentereng. Kepala Bagian Kalibrasi. Gia memiliki seorang kakak laki-laki. Mas Granada Dirgantara, S.H adalah prajurit TNI dan sudah menikah. Dia sudah menikah dengan satu anak bernama Ghania Sofia Dirgantara. Gadis kecil satu tahun yang kalau Gia gendong kemana-mana, selalu dikira anaknya oleh orang-orang.
"Waah...lucu sekali anaknya."
"Aduh...cantik sekali putrinya, Jeng."
"Duh...imut banget anaknya. Umur berapa, Mbak?"
Pertanyaan seperti itu sudah biasa. Mbak Mentari Senja, iparnya bahkan sudah lebih biasa saja mendengar hal itu. Wanita cantik itu hanya tersenyum dan terkadang meledeknya dengan menjawab semua pertanyaan tadi tanpa menjelaskan bahwa Ghania adalah putrinya.
Pertanyaan seperti tadi, wajar ditanyakan karena Ghania Sofia memang imut, lucu dan cantik.
Tapi ada pertanyaan yang sangat tidak wajar namun menjadi sebuah kewajaran karena banyak orang memakluminya.
"Mana pacarnya? Kapan nikah nih?"
Pertanyaan keramat yang hanya sanggup dijawab Gia dengan senyuman sementara hatinya bergolak ingin mengumpat. Dia selalu berjuang menegakkan bahunya dan membuat hatinya kuat agar dia tetap menyukai acara arisan keluarga dan reuni sekolah.
Giana bukan tidak mau menikah atau standarnya yang terlalu tinggi. Tapi memang jodohnya belum datang. Entah sedang ngebolang kemana itu sang jodoh, Gia juga tidak tahu. Seperti kata ibunya, jodoh kalau sangat diinginkan jelas tidak mungkin diburu-buru karena bagaimanapun Allah yang mengatur. Sabar saja.
Harapan Gia untuk memiliki kekasih di masa sekolah dan kuliah sudah pupus, maka Gia berpikir mungkin di program pascasarjana dia bisa bertemu pria matang yang memiliki visi misi hidup yang sama, syukur syukur ganteng. Tapi, harapan itu juga pupus karena di angkatannya, isinya adalah pria-pria matang yang sudah menikah!
Giana yang ceria. Dosen muda di sebuah Universitas Swasta di Solo. Bukan tidak mau menikah buru-buru. Bukan juga mau menikah buru-buru. Dia merasa dia tidak perlu keras pada dirinya namun juga tidak slow menjalani hidup. Dan di balik semua itu, yang dianggap oleh sebagian orang sebagai kerumitan hidupnya, Giana nyatanya menyimpan sebuah rahasia besar. Rahasia yang bahkan kedua orang tuanya, kakak dan iparnya, dan Ghania kecil, tidak tahu. Apalagi orang-orang, mereka mereka yang memaklumi pertanyaan menyebalkan : "Kapan nikah?"
Sebuah pesta selepas seminar dan pertukaran mahasiswa di Tokyo, Jepang, lima tahun lalu menjadi situasi yang membuat Gia seperti bergeming di tempatnya. Pesta di negeri orang yang sangat berbeda dengan pesta di negeri sendiri. Hingar bingar Shibuya yang tidak pernah tidur. Gia jelas tidak minum minuman beralkohol malam itu. Dia hanya minum minuman ringan. Segelas cola di tempat pesta dan segelas lagi di sebuah tempat karaoke. Semua berjalan normal walau banyak dari teman mereka menjadi mabuk minuman keras.
Mereka menikmati hidup. Menikmati malam terakhir di Tokyo sebelum esok siang bertolak lagi ke Indonesia. Semua baik-baik saja seperti yang seharusnya.
Tapi, berakhir di sebuah kamar hotel bersama dengan dosen dan influencer idolanya bukan hal yang seharusnya terjadi hari itu. Apalagi ketika mereka menyadari mereka melewatkan penerbangan mereka kembali ke tanah air.
Bergelung di balik selimut. Tatapan canggung dan kebingungan. Menelan ludah kelu. Dan sebuah pertanyaan yang diserukan nyaris bersamaan.
"Apa sudah terjadi sesuatu di antara kita?!"
*
👑🐺
MRS BANG
KAMU SEDANG MEMBACA
LEFTOVERS LADY
RomanceTentang Giana Putri yang diuber semua hal. Terutama diuber orang tuanya untuk segera menikah karena umurnya yang sudah dua puluh delapan tahun. Lalu lini masa dalam hidup membawanya masuk ke keluarga Danurwendo. Giana yang polos dan hanya mengerti b...