”Terlalu beresiko dan kita tidak bisa dengan yang sebesar itu Mas. Siapa yang mau turun tangan mengurus? Kecuali Mas Farel mau turun gunung jadi tukang batik.”
”Aduuuh...”
Semua menoleh ke arah Andi yang meringis kesakitan.
”Lha mbok dihajar sekalian tadi itu...”
Dian Agni terlihat jengkel dengan situasi itu.
”Dek...” Banyu Biru memperingatkan istrinya yang sejak tadi memang terlihat tidak terima dengan luka-luka yang didapatkan oleh Andi dari Rafael Nadal. ”Aku akan bicara dengan Mas Farel. Kita pasti menemukan cara. Bagaimana, Rin?”
”Saya akan ikut andil kalau memang kita bisa mendapatkannya, Mas.”
”Hanya kalau Mas Farel mau ya Rin. Itu yang perlu digarisbawahi. Kalau dia menolak, kita stop.” Dian Agni terlihat cukup khawatir dengan situasi itu. Jelas sekali itu bukan masalah uang yang sedikit.
”Mas akan cari cara lain.”
Mereka menoleh saat dari arah teras muncul seorang abdi dalem pria.
”Maaf Den Mas. Ada bapak-bapak dari kepolisian.”
”Di mana Mas?”
”Di pendopo, Den Mas.”
”Baik.”
Banyu Biru beranjak dan sambil lalu mengusap kepala Andi. Pria itu memberi kode pada Garin untuk mengikutinya.
”Gia kapan ketemu dokter Rani, Rin?”
”Nanti sore jam 4 Mbak.”
”Oke.”
Yang dibicarakan seperti sangat panjang umur. Gia muncul dari arah dapur membawa segelas air lemon dingin dan mengulurkannya pada Andi.
”Terima kasih Tante...aduuh...” Andi meringis lagi namun tidak berani melakukan apa-apa. ”...maaf Tan...”
”Mau bagaimana lagi? Namanya juga anak muda. Apa yang bisa aku harapkan dari jiwa-jiwa muda? Huum? Mas kamu juga seperti itu dulu. Gempar itu...dulu juga pernah ada di posisi kamu. Emosian. Kamu sudah makan lagi, Giana?”
Gia tersenyum dan mengangguk. ”Sudah Mbak.” Gia duduk di sofa dan memperhatikan Andi yang terpaku. Dia yakin bahwa pemuda itu sedang merasakan kehangatan yang tercipta dari ucapan Mbak Agni. Tentu saja itu bukan hal yang spesial ketika didengarkan sambil lalu. Tapi itu jelas bermakna untuk Andi yang mungkin tidak pernah merasakan kehangatan keluarga sepanjang masa remajanya. Pemuda itu tentu tidak berharap banyak, tapi hal-hal kecil yang tercipta selama dia tinggal di rumah itu, dia seperti ingin mengabadikannya dengan baik.
”Nah sudah beres. Nanti siang kamu akan diperiksa sama Mas Ankaa.”
”Tapi ini tidak apa-apa Tan...serius...” Ucapan Andi surut digantikan dia yang mengangguk-angguk. Tatapan Dian Agni memang magis bagi siapapun. Dia dengan mudah mengubah si pembangkang sekali pun menjadi penurut dan menuruti titahnya. ”...nggih Tan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
LEFTOVERS LADY
RomanceTentang Giana Putri yang diuber semua hal. Terutama diuber orang tuanya untuk segera menikah karena umurnya yang sudah dua puluh delapan tahun. Lalu lini masa dalam hidup membawanya masuk ke keluarga Danurwendo. Giana yang polos dan hanya mengerti b...