Bab 20. Kupu-kupu Hitam

1.6K 477 87
                                    

Gia menelan ludah kelu dan membenahi terusannya karena Garin yang menatapnya lekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gia menelan ludah kelu dan membenahi terusannya karena Garin yang menatapnya lekat.

"Ini di bawah dengkul, Mas...nih lihat." Gia merunduk dan Garin justru menegakkan tubuhnya.

"Iya tapi kalau pakai baju yang seperti ini jadi cantik banget. Duh..."

"Ya Allah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ya Allah. Ada yang lebih cantik. Menginap lagi."

"Lintang..."

Gia yang sedang membuat teh menoleh. "Kenapa?"

"Dia mau barengan ke Yogya..." Suara Garin surut saat melihat Gia mematung dan menatapnya dengan pandangan aneh. "Katanya sedang tidak enak badan."

"Duduk di mana?"

"Heh?"

"Iya, duduk di mana? Depan atau belakang?"

"Mbak Lastri juga diajak sama Mas. Teh Mayang ingin bicara sama dia..."

Semua pernyataan Garin serba menggantung membuat Giana menahan tawanya. Pria itu entah mengapa di mata Gia sekarang terlihat seperti pemuda belasan tahun yang ketakutan pacarnya akan marah ketika dia melakukan hal yang tidak benar.

"Kalau begitu aku duduk di belakang sama Mbak Lastri."

"Loh..."

"Iya. Kasihan nanti kalau Mbak Lastri diam saja tidak diajak ngobrol. Dan kalau aku duduk di depan nanti pegel menoleh ke belakang terus."

"Haiiish..."

"Tidak mungkin dong Mbak Lastri duduk di depan. Mau ngobrol apa aku sama Lintang? Lintang itu kalau melihat aku seperti aku sedang meracik cairan kimia apa..."

"Heeesh." Garin beranjak dan membekap mulut Giana yang siap terbahak. Gia mengaduh ketika bokongnya membentur pinggiran wastafel namun Garin segera menahannya. "Jangan horor."

"Heran saja kok banyak sekali perempuan yang menjadi tanggungjawab kamu sih, Mas?"

"Huum...kan sudah aku bilang, hidupku berat Giana."

"Mungkin tidak akan terlalu berat sekarang Mas. Ada aku."

Garin tercekat dan menatap Giana yang tersenyum dengan mata yang serius. "Aku mulai memelihara ketakutan kalau sampai kamu kenapa-kenapa."

LEFTOVERS LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang