Bab 62. Kebaikan dan Kejahatan yang Sama-sama Menemukan Jalannya

1.4K 422 43
                                    

Note : Bab 55 dan 65 hanya akan tersedia di KK ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note : Bab 55 dan 65 hanya akan tersedia di KK ya.

Selamat membaca. Ini double up kalau tidak salah. Besok saja lumayan sibuk jadi takut lupa.

*

"Apa Garin sudah menelpon kamu? Mobil Gempar belum masuk."

"Tidak terangkat Mbak. Tadi saya sedang di kamar mandi. Tapi Mas Garin sudah mengirim pesan." Gia termenung menghindari pandangan iparnya.

"Syukurlah. Dia akan berada di jalanan dan memastikan Rafael Nadal tidak melakukan pergerakan apapun selama kita memindahkan Pak Jagad ke Yogyakarta."

"Kenapa akhirnya memilih rumah Mas Banyu Biru dan Mbak Agni, Mbak?"

"Sederhana saja. Kita akan tinggal di sana dan hilir mudik dokter ke rumah itu tidak akan mencolok dan membuat curiga banyak orang karena ada aku. Mereka akan berpikir kalau dokter-dokter yang hilir mudik itu untuk memeriksa aku."

"Oh..."

"Ada gunanya juga kan si sakit ini?"

"Mbak...ah...jangan bilang seperti itu. Mbak sehat."

"Bagaimana kandungan kamu?"

"Baik Mbak. Jangan khawatir. Mbak..."

"Huum..." Mayang Pratiwi yang menyesap teh paginya mendongak dan menatap Gia yang terlihat serius.

"Gerah Mbak. Pengen potong rambut."

"Oalah...aku kira ada apa. Ya sudah pergi saja ke salon. Aku buatkan janji temu ya?"

Gia mengangguk cepat dan wajahnya segera terlihat gembira. Dia memang ingin sekali pergi ke salon dan merapikan rambutnya.

"Mau dipotong pendek atau bagaimana?"

"Huum..." Gia mengangguk-angguk dan memberikan kode pada iparnya bahwa dia ingin rambutnya dipotong di bawah telinga pas.

"Sudah. Jam 10 tidak apa-apa ya."

Gia mencondongkan tubuhnya menatap layar ponsel Mayang Pratiwi dan mengangguk senang. "Terima kasih, Mbak."

Teh pagi akhirnya habis dengan cepat dan piranti teh sudah diangkat keluar oleh seorang abdi dalem wanita. Berbekal nasehat kakak iparnya agar dia pergi bersenang-senang, Gia melesat masuk ke mobil yang sudah bersiap di depan rumah induk. Menyusuri jalanan yang mulai ramai aktivitas penduduk. Gia menekuni ponselnya dan melihat-lihat ulasan dari salon langganan kakak iparnya dan dia cukup yakin dengan salon itu walaupun dia baru pertama kali ini mengunjunginya.

Grey and Flaurent Salon

Daerah Timoho adalah daerah semi urban dengan bangunan-bangunan baru perumahan dan cluster dengan segala kemudahan bagi penghuninya. Area itu tentu saja sekarang cukup menjanjikan peluang bisnis dalam bentuk apapun. Banyak sekali rumah toko disewakan dengan desain modern minimalis dengan aroma cat yang masih baru.

LEFTOVERS LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang