Bab 29. Babak Baru

1.7K 479 64
                                    

"Biasanya kalau kejadian seperti ini maka itu pertanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Biasanya kalau kejadian seperti ini maka itu pertanda..."

Gia menatap Mbak Lastri yang mengubek laci di kamarnya.

"Pertanda apa Mbak?"

"Pertanda kalau Mbak Gia dan Mas Garin akan cepat memiliki momongan."

"Heh..."

"Tapi...perasaan saya masih menyimpan 1 loh kemarin itu..." Mbak Lastri seperti bergumam pada dirinya sendiri sambil terus membuka laci hingga ke bagian paling bawah.

"Kenapa Mbak?"

"...stok saya habis Mbak Gia."

Bahu mereka luruh bersamaan.

"Duh...harus ke depan dong Mbak. Sudah malam banget ini."

Terdengar suara penanda pintu tertutup otomatis membuat Gia melongok keluar kamar dan dari koridor dia melihat Garin berjalan ke arah aula. Pria itu baru pulang mengantar keluarga besar hingga ke Jalan Solo-Yogya.

"Nah...Mas Garin sudah pulang. Minta tolong saja..."

Gia menarik tangan Mbak Lastri dan menggeleng. "Jangan Mbak! Malu..." Gia berbisik lirih.

"Loh kok malu sama suami sendiri. Nanti juga kan harus bilang...Mas saya sedang halangan. Gitu."

"Heh?"

"Iya. Sebentar."

"Mbak..."

Gia gagal menahan Mbak Lastri yang melangkah panjang ke arah ruang tengah. Dia mengekor wanita itu menghampiri Garin yang sedang melepas arlojinya. Mbak Lastri terlihat berjinjit dan berbisik pada Garin. Pria itu segera melayangkan pandangannya ke arah nya tanpa ekspresi. Gia segera membuang pandangannya ke arah lain.

"Mas ke depan dulu ya Dek? Nanti ditelpon sebentar lagi."

Gia menoleh dan mengangguk ragu. "Apa-apaan itu? Kenapa ekspresinya tidak berubah, huh?" Gia menunduk dan mencebik. Dia segera over thinking tentang kemungkinan Garin tidak berkenan dengan kondisinya sekarang.

"Terima kasih Mbak." Gia menoleh dan menerima semangkok sup dadakan yang sejak tadi dimasak oleh Mbak Lastri dengan api kecil. Di segera menikmati sup itu dan sesaat kemudian dia merasakan perutnya menjadi lebih nyaman. Sepuluh menit kemudian Gia menatap ponselnya yang berdering. Nama Garin tertera di layar dengan status panggilan video.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumsalam. Yang mana yang biasa kamu pakai, Dek?"

Gia menelan ludah kelu saat Garin menunjukkan aneka pembalut di display minimarket depan.

Gia menelan ludah kelu saat Garin menunjukkan aneka pembalut di display minimarket depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LEFTOVERS LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang