Bab 49. Yang Kembali Ke Pelukan Ibu

1.4K 450 85
                                    

Semua orang yang berpapasan dengan mereka memberi kode bertanya pada Garin dan Garin membalasnya dengan mengendikkan bahu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang yang berpapasan dengan mereka memberi kode bertanya pada Garin dan Garin membalasnya dengan mengendikkan bahu. Hari sudah cukup sore untuk keluar bepergian apalagi untuk wanita yang sedang hamil. Dan kalau ada yang terlihat tenang saat itu adalah Mas Banyu Biru yang tidak merubah ekspresi wajahnya. Pria yang baru pulang kantor itu seakan paling memahami situasi Garin sekarang. Seakan dia sekarang sedang mengingat bahwa di masa lalu, dia pernah berada di situasi tidak berkutik seperti yang dialami oleh Garin. Pengalaman mengajarkan segalanya.

Gempar menawarkan untuk ikut namun Garin menggeleng. Kalau ada yang Garin syukuri sekarang adalah walaupun kesal Gia tetap tidak melupakan tatakrama nya terhadap Mas Banyu Biru dan Mbak Agni. Garin menuju mobilnya dan menghela napas pelan saat Gia menolak dia membukakan pintu. Istrinya itu tersenyum aneh dan membuka pintu sendiri.

Meninggalkan Griya Bausasran menuju tempat yang sebenarnya tidak ingin Garin kunjungi lagi. Dia memiliki cara berbeda untuk mengahadapi masa lalunya yang satu itu. Memilih berdamai dengan mengurus rumah itu, jelas bukan hal yang dia lakukan. Dia tidak bisa menang dengan cara itu. Dan kalau sejauh ini dia merasa baik-baik saja, maka kali ini dia tidak yakin sebab seseorang yang dicintainya sekarang sedang bersikap aneh dan tiba-tiba saja menanyakan rumah Karangkajen.

Garin memilih rute melewati Jalan Tamansiswa dan itu 200 meter lebih jauh dibanding kalau mereka memilih rute Jalan Brigjen Katamso. Dua ratus meter memang tidak berarti apa-apa, tapi tidak bagi Garin sekarang.

Terjebak kemacetan di roti bakar Mang Dilan, menjadi hal yang disyukuri oleh Garin. Dia sekarang menunggu-nunggu adzan maghrib lebih dari biasanya dan berpikir seandainya mereka bisa berhenti dan melaksanakan sholat di masjid tua di samping BRI.

"Rumah itu pasti ada mushola nya kan Mas? Sholat di sana saja jadi ayo...sudah tidak macet itu loh..." Gia menunjuk ke depan dengan dagunya. Garin merasa hatinya dicubit saat melihat side eye dari Giana. Cemburu benar-benar sedang menguasai negara api!

"Marah kok ya bisa secantik itu sih...kemana saja aku selama ini?"

Garin berbisik lirih dan Gia yang terlihat penasaran menoleh ke arahnya. Garin segera melaju mobilnya lebih kencang dan menahan napas saat gerbang rumah yang menjadi sebab situasi memanas di hati Giana itu terlihat.

 Garin segera melaju mobilnya lebih kencang dan menahan napas saat gerbang rumah yang menjadi sebab situasi memanas di hati Giana itu terlihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LEFTOVERS LADYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang