Note : Bab 82. Mencari Muka tersedia di KK. Silahkan dukung saya di sana. Dengan kalian mendukung saya, kalian membantu saya memberi makan anak-anak asuh saya. Terima kasih banyak dan selamat membaca teman-teman ♥️
Eh...boleh minta doa tidak? Doakan saya sehat selalu sampai anak-anak bisa menjaga diri mereka sendiri di dunia ini.
Thank you. Have a nice day...
*
Pagi yang mendung.
Dan keterikatan antara keluarga Danurwendo dengan Rumah Sakit Alamanda terlihat sangat erat di mata Giana karena sesi terapi kakak iparnya di rumah sakit itu yang sudah berlangsung sejak lama. Pelan-pelan, Gia menghafal setiap dokter, perawat dan ruangan-ruangan yang bersinggungan dengan Mayang Pratiwi.
Sama seperti hari lalu ketika Mbak Agni mengizinkan Gia untuk ikut ke rumah sakit, dia yang akhirnya menunggui iparnya di ruang terapi. Walaupun tidak banyak yang bisa dia lakukan, tapi di tempat itu, Gia merasa bahwa dia bisa memikirkan semuanya dengan rasa yang lebih kuat. Dan itu semua karena orang-orang yang dipikirkannya, ada di rumah sakit itu. Mereka yang sedang berjuang untuk hidup mereka seperti Pak Jagadita Laksana. Atau Lintang Dianti yang nyatanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan pemulihan. Apa yang terjadi pada wanita itu akhirnya membuat dirinya sendiri terjebak di ranjang rumah sakit dengan banyak larangan ini dan itu.
Gia menggerak-gerakkan kakinya dan beranjak saat berhasil memberikan kode pada iparnya kalau dia ingin keluar sebentar. Dia benar-benar keluar dari ruangan penuh alat-alat terapi itu dan berjalan menyusuri lorong yang sepi.
Dan berakhir di depan jendela kaca ruang ICU kelas VVIP.
Menatap sosok Jagadita Laksana yang diharapkan membaik setelah kejadian yang menimpanya terakhir kali. Gia menautkan alisnya. Sosok pria tua itu terlihat sama keadaannya seperti ketika dia berada di rumah Kaliurang.
”Huum...dia mungkin berpikir bahwa dia terlalu lelah untuk benar-benar bangun...” Gia mengusap kaca jendela di depannya sambil membatin kata-katanya. Matanya lekat menatap sosok Jagadita Laksana yang memejamkan mata dengan beberapa peralatan medis yang rumit. Terjebak di situasi gencatan senjata antara istri dan mantan istri, bisa dipastikan membuat pria itu kalut.
”Dia tidak mungkin tidak mengetahui situasi keluarganya sekarang. Dia pasti mendengar semuanya namun tidak bisa merespon.”
Gia berdiri di tempatnya selama beberapa saat sebelum berbalik dan meninggalkan ruangan itu. Dia masuk ke lift dan berpikir mungkin dia bisa melihat Andi sebentar saja dan memastikan pemuda itu baik-baik saja. Gia turun ke lantai 2 dan berjalan ke sayap kanan lantai itu lalu mulai menyusuri koridor ruang rawat. Pandangannya segera menangkap sosok Andi Maheswara yang duduk dan bersandar di tembok. Kaki kanannya naik ke kursi dan pemuda itu terlihat kelelahan. Dia seperti tengah menekuni ponselnya, namun sejatinya dia sedang melamun.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEFTOVERS LADY
Storie d'amoreTentang Giana Putri yang diuber semua hal. Terutama diuber orang tuanya untuk segera menikah karena umurnya yang sudah dua puluh delapan tahun. Lalu lini masa dalam hidup membawanya masuk ke keluarga Danurwendo. Giana yang polos dan hanya mengerti b...