Suasana canggung kembali menyergap. Namun Gia sampai menelengkan kepala dan heran sendiri karena justru sekarang Prof Garin terlibat pembicaraan dengan bapaknya di ruang tamu.
Gia menoleh pada ibunya yang meminum tehnya di ruang tengah. Wanita itu bahkan menyalakan televisi dengan volume pelan. Gia menghela napas pelan dan mengintip ke ruang tamu. Bapaknya dan Prof Garin terlihat berbincang seru. Gia bahkan melihat bapaknya tertawa.
Giana beringsut dan duduk di dekat ibunya yang sudah mengganti bajunya. "Bu..."
"Ini kalau Mas Granada dan Mbak Senja yang datang kemari dan melihat kamu seperti itu, lain urusannya."
Gia menelan ludah kelu. Dia tahu bagaimana Mas nya akan bersikap. Mas nya jelas tidak akan mencak-mencak, namun bisa dipastikan, dia akan bertanya sangat banyak. Dia bukan tipe pria kaku namun Mas nya itu tidak suka kalau Gia aneh-aneh.
"Siapa dia, Giana?"
Gia yang sibuk menatap ruang tamu dari pintu penghubung kembali menoleh pada ibunya. "Tetangga depan, Bu. Rumah nomor 13."
"Loh...kamu pacaran sama tetangga kamu sendiri?"
Gia tersentak. "Loh...siapa yang pacaran?"
"Lah terus tadi itu apa? Tetangga kok pelukan begitu apa pantas?"
"Itu..." Gia menggaruk pelipisnya dan benar-benar tidak menemukan jawaban untuk pertanyaan ibunya itu. "Itu Prof Garin Mullen yang sering Gia ceritakan ke ibu dulu..." Gia berbisik lirih ke telinga ibunya lalu membenahi kerudung ibunya yang sedikit miring. Pria.itu memang hanya menyalami kedua orang tuanya tanpa menyebutkan nama jadi bisa dipastikan ibunya belum tahu.
"Heh? Dia itu bule? Kamu tidak bilang loh. Ibu kira Prof yang kamu ceritakan itu sudah bapak-bapak dan culun."
"Heh, ibu...tidak boleh membicarakan orang seperti itu." Sudut bibir Gia naik tajam dan dia menatap ibunya sambil menggeleng. Wanita itu menahan tawa. "Dan Prof Garin memang sudah...tua..."
"Oya? Memang sih kalau bule itu sulit ditebak umurnya. Ada 50 tahun?"
"Ibu ih... Prof Garin itu bukan bule tulen. Ibunya Sunda kok."
"Wah...tidak boleh perempuan Jawa menikahi laki-laki Sunda."
"Haiish...sejak kapan ibu punya pemikiran seperti itu?"
"Loh jadi kamu ada niat menikahi Prof Garin?"
Pertanyaan ibunya yang menatapnya lekat membuat Gia tertegun. Wajahnya surut dan dia meraih bantal sofa untuk menutupi wajahnya.
"Kamu ini...apa dia yang membuat kamu bertahan hingga sekarang, Nduk?"
Gia menurunkan bantal sofa dan termenung. "Entahlah, Bu. Situasi kami juga pasti akan canggung sekali. Gia tidak menyangka akan bertetangga dengan beliau ini. Dan Gia memang sudah tahu Prof Garin sejak lama, tapi Gia belum mengenalnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEFTOVERS LADY
RomanceTentang Giana Putri yang diuber semua hal. Terutama diuber orang tuanya untuk segera menikah karena umurnya yang sudah dua puluh delapan tahun. Lalu lini masa dalam hidup membawanya masuk ke keluarga Danurwendo. Giana yang polos dan hanya mengerti b...