Note : Ini bab lanjutan bab kemarin tanpa diseling ke Karyakarsa. Tapi Bab 74 tetap saya hanya publish di sana. Terima kasih banyak dan selamat membaca ♥️
Tempat sampah itu adalah bak buatan dengan bentuk separuh berada di dalam dan separuh lagi berada di luar dan seseorang bisa menjangkau isinya karena tempat sampah itu tidak dipasang penutup.
Seseorang mengendap dari sisi jalan lain sementara dua yang lainnya yang datang dengan motor dari arah berlawanan berhenti di depan gerbang rumah. Satu orang turun dari boncengan dan menghampiri gerbang lalu mengetuknya. Dua orang penjaga yang sedang asik menonton televisi melongok dan salah satunya menghampiri tamu tak diundang itu.
"Selamat malam Pak."
"Ya ada apa?"
"Maaf Pak. Kami berdua kesasar. Jalan keluar ke arah mana ya Pak? Sejak tadi kami berputar-putar saja di tempat ini."
"Ooh...lurus saja langsung ke arah sana..." Penjaga itu menunjuk ke arah utara. "...tidak usah belok kemana-mana lagi nanti ketemu pos utama sebelah utara."
"Kalau ke sana, Pak?"
"Di sana pos utama sebelah selatan dan sudah banyak blok yang berisi rumah-rumah. Kalian akan bingung."
"Oh baik Pak. Jadi ke utara lurus ya?"
"Iya."
"Baik, terima kasih banyak Pak."
Penjaga rumah yang seperti diburu waktu itu hanya mengangguk tanpa memberikan jawaban apapun dan bergegas masuk lagi ke pos. Suara siaran pertandingan sepakbola paruh kedua terdengar semakin seru.
Pria yang bertanya tadi naik ke motor yang menunggu di jalan. Temannya yang tidak mematikan motor segera melajunya meninggalkan tempat itu.
"Den Mas Gempar, itu Den Mas Garin." Pengemudi motor yang nyatanya adalah seorang abdi dalem pria menunjuk ke arah depan. Motor melaju mendekati pria yang dimaksud oleh abdi dalem itu.
"Naik Om."
Tidak ada jawaban apapun dan abdi dalem itu menerima bungkusan sampah dari Garin lalu meletakkannya di bagian depan. Garin naik ke boncengan belakang dan motor segera melaju di jalanan tanah terjal dengan batu-batu bekas proyek yang tajam. Mereka berputar satu blok sebelum berbelok lagi ke arah selatan dan masuk ke rumah yang mereka gunakan untuk pengintaian.
Gerbang ditutup rapat. Abdi dalem tadi memasukkan motor ke garasi dan ikut masuk ke rumah.
"Istirahat dulu, Mas. Nanti saya bangunkan sebelum subuhan."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEFTOVERS LADY
Roman d'amourTentang Giana Putri yang diuber semua hal. Terutama diuber orang tuanya untuk segera menikah karena umurnya yang sudah dua puluh delapan tahun. Lalu lini masa dalam hidup membawanya masuk ke keluarga Danurwendo. Giana yang polos dan hanya mengerti b...