"Suatu hari Giana akan bertanya apa selamanya kamu akan mengurus Kinanti? Apa jawaban kamu kalau dia bertanya seperti itu kelak?"
Garin menghela napas dan menatap kakaknya yang sibuk memperhatikan dua orang karyawan butik mengemas baju ke dalam sebuah dus cantik. Garin tahu kakaknya sudah mulai mencicil persiapan untuk pernikahan dengan Gia. Garin tidak bisa melarang karena Mayang Pratiwi mengatakan bahwa apa yang dia lakukan adalah bentuk rasa penerimaan nya pada sosok Giana Putri. Wanita itu ingin memberikan yang terbaik untuk calon iparnya.
"Dia sudah bertanya, Teh. Dan aku menjelaskan situasinya."
"Bagaimana tanggapannya?"
"Akan ada keputusan dari setiap masalah."
"Aku sudah bicara dengan Mas Banyu Biru dan Dian Agni."
"Teh..."
"Mereka sanggup. Lebih dari berkompeten untuk mengurus Kinanti, Rin."
Garin menarik napas dalam. "Paling tidak sampai pengobatan kali ini selesai Teh."
"Apapun hasilnya, Banyu Biru dan Dian Agni akan mengambil alih Kinanti dari kamu, Rin. Teteh tidak bisa bilang apa-apa."
Garin menelan ludah kelu. Dia belum membicarakan hal itu dengan Mas Banyu Biru dan Mbak Agni secara serius. Mereka membicarakannya di beberapa kesempatan tapi Garin selalu berpikir bahwa dia masih sanggup dan punya kekuatan untuk melakukannya.
"Kalau kamu pikir kamu bisa berada di posisi ini selamanya, mulai sekarang kamu harus memikirkan perasaan Giana dalam setiap langkah yang kamu ambil. Huum...Teteh tidak yakin kamu bisa lepas dari gadis itu..."
"Aaah..." Garin menatap lekat kakak perempuannya yang dengan tak acuh terus menatap kegiatan pegawai butik di depan mereka. Wanita itu tersenyum geli dan sepertinya bisa membaca situasinya dengan Giana.
"Banyu Biru dan Dian Agni akan bertemu lagi dengan keluarga Giana akhir pekan nanti."
"Apa aku tidak dilibatkan Teh?"
Garin melihat kakaknya menoleh. "Kamu itu adik posisinya. Kami yang mengurus. Mana ada calon pengantin mengurus semuanya sendiri? Kamu masih punya keluarga, Garin."
Perkataan kakaknya membuat Garin mengangguk. Setua apapun dirinya, dia tetap adik untuk mereka.
"Mas Farel akan mengurus surat-suratnya. Ilman dan Ankaa akan mengurus semua yang berhubungan dengan resepsi dari pihak kita."
"Loh...katanya tidak perlu besar-besaran, Teh."
"Memang tidak. Tapi tetap saja kita ini keluarga besar."
"Huum..."
"Aku bertengkar dengan Dian Agni sebelum kemari tadi."
"Heh?" Garin mendongak dan menatap kakaknya yang mendekat ke arahnya. Dia jelas sudah biasa dengan pertengkaran ibu dan anak tiri sebaya itu, tapi tetap saja dia selalu penasaran apa yang menjadi pemicunya. "Ada apa Teh, duh..."
KAMU SEDANG MEMBACA
LEFTOVERS LADY
RomanceTentang Giana Putri yang diuber semua hal. Terutama diuber orang tuanya untuk segera menikah karena umurnya yang sudah dua puluh delapan tahun. Lalu lini masa dalam hidup membawanya masuk ke keluarga Danurwendo. Giana yang polos dan hanya mengerti b...