"Aku...mau menjemput Raka."
Gia yang sedetik lalu menunduk, bergeming di tempatnya berdiri. Dia mencengkeram pinggiran pintu pagar dan menggeleng kecil.
"Tapi...Raka nya sedang tidur." Gia berkata pelan dan menoleh menunjuk ke dalam rumahnya.
"Tidur?"
Gia mengangguk kecil berkali-kali sembari beringsut. Hal itu membuat Prof Garin juga beringsut sedikit masuk ke halaman rumah. Sebuah gerakan kecil yang nyatanya membuat Gia menahan napas.
"Raka mungkin akan bangun sebentar lagi...silahkan masuk."
Gia mengangguk yakin walaupun dia mendengar suaranya sendiri tercekat di tenggorokan. Tangannya bergerak canggung memberi kode pada Prof Garin untuk masuk. Dia bahkan merunduk sopan. Hal yang membuat Prof Garin tersenyum. Senyum yang dilihat sekilas oleh Gia yang melayangkan pandangan sejenak dari sudut matanya.
Pria itu melangkah menuju teras rumah. Jalanan setapak yang bisa dijangkau hanya dengan beberapa langkah terasa sangat panjang kali ini.
Bunyi pagar yang tertutup otomatis kali ini sanggup membuat Gia menoleh. Namun dia segera menjangkau pintu rumahnya dan menekan password.
"Silahkan masuk..." Gia berkata ragu namun membuka pintu lebar.
"Terima kasih."
Gia menghela napas pelan. Bunyi nit panjang dari pintu rumahnya yang tertutup membuat Gia menatap pintu itu lama. Baru kali ini dia menyesali pintunya itu yang dia pasangkan peralatan modern demi keamanan. Dia menyadur kebiasaan orang Jepang yang mengamankan pintu dengan peralatan khusus dan lampu sensor. Dan hal itu membuatnya merasa terperangkap di rumahnya sendiri dengan pria asing sekarang. Pantas saja bapaknya heran dengan apa yang dilakukannya saat memasang semua alat itu. Mas Granada bahkan mengatakan bahwa dia akan kerepotan kalau ada tamu karena ketika ada tamu, orang seharusnya membuka pintu rumah lebar-lebar sampai tamunya pulang kembali.
Gia melenguh kecil dan merapatkan selimutnya. Dan dia menoleh ke arah Prof Garin yang menatap sekeliling ruang tamunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEFTOVERS LADY
عاطفيةTentang Giana Putri yang diuber semua hal. Terutama diuber orang tuanya untuk segera menikah karena umurnya yang sudah dua puluh delapan tahun. Lalu lini masa dalam hidup membawanya masuk ke keluarga Danurwendo. Giana yang polos dan hanya mengerti b...