5. Terharu nya Barata dan Kirana

11.6K 517 14
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

Perlu kita ketahui bahwa tak ada suatu yang terjadi hanya karena kebetulan sebab semuanya sudah diatur dan atas Kehendak Allah.

📝 “Permata Tarim”
━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "

"Pak kiyai jangan bercanda, mana ada seorang Gus mau sama putri saya yang hanya seorang santri biasa" Barata Yuda menanggapinya dengan guyonan, karena sangat mustahil seorang Gus menyukai santrinya

"Lah ini buktinya saya kesini bertujuan untuk Meng-Khitbah putri bapak. Maaf kalau membuat pak Barata terkejut tapi semua ini saya lakukan karena ada sebabnya." Kiyai Abdullah menjeda ucapannya lalu menoleh ke arah Gus Akram yang masih terkejut mengetahui tindakan abahnya

"Ayok Le, jelaskan sama pak Barata, ceritakan semuanya tentang mimpi kamu, sampai hasil istikharah mu" tegas kiyai Abdullah pada putranya

Gus Akram pun menceritakan kisah mimpinya selama dua tahun ini, tak lupa Gus Akram menceritakan tentang pencarian nya. Hingga berulang kali melakukan sholat istikharah untuk memohon petunjuk dari Allah, dan hasilnya tetap mengarah ke gadis dalam mimpinya.

Barata beserta Kirana merasa terkejut sekaligus terharu, mereka berdua menyimak dengan baik cerita dari Gus Akram tanpa menyela sama sekali. Ada bahagia meliputi keduanya, putrinya di khitbah oleh orang yang sangat ia segani. Namun disisi lain, mereka sadar putrinya baru berusia enam belas tahun.

"Maa syaa Allah sungguh saya merasa terharu, tidak menyangka sama sekali putri saya bisa masuk ke dalam mimpi Gus Akram selama dua tahun lamanya." Ucap Barata sambil menyeka sudut matanya yang basah

"Benar Gus saya sangat terharu, tapi bagaimana dengan usia putri saya yang baru menginjak enam belas tahun..?" Kirana yang merupakan mami nya Zea ikut menimpali

"Kalau soal itu tidak masalah, kebetulan putra saya juga masih harus kembali ke kairo untuk menyelesaikan studinya. Kurang lebih selama satu tahun lagi disana. Sekarang lagi liburan, mungkin satu setengah bulan lagi akan kembali kesana."

"Berarti maksud pak yai, hanya sekedar mengikat putri saya..?" Tanya Barata untuk meyakinkan.

"Betul sekali pak Barata, supaya tidak keburu diambil orang." Jawab Abah kiyai sambil tertawa. Sementara Gus Akram tetap menundukkan pandangan nya, sambil menahan debaran jantungnya yang berdetak lebih kencang. Gus Akram merasa cemas, bagaimana kalau mendapatkan penolakan.

"Saya sebagai wali putri saya, tentu saja sangat bahagia mendengar niat baik pak yai dan Gus Akram, siapa sih yang bakal menolak lamaran dari seorang Gus yang memiliki ilmu cukup mumpuni, dan tentunya bisa membimbing putri saya kejalan yang lebih baik, akan tetapi apa tidak akan menjadi masalah dikemudian hari..? Mengingat putri saya hanya seorang gadis biasa, bukan dari kalangan Ning..?" Ucap Barata

"Benar, kalau setau saya seorang Gus pasti akan berjodoh dengan seorang Ning, sama-sama sekufu". Kirana ikut menimpali

"Sebenarnya gak harus begitu juga, banyak para Gus Gus menikah dengan orang biasa, tidak harus seorang Ning. Banyak CV yang masuk dari kalangan Ning untuk melamar putra saya, tapi mau bagaimana lagi, yang bersangkutan tidak mau sama sekali, bahkan hilalnya sudah terlihat mengarah ke putri bapak. Saya yakin Allah sudah merencanakan ini semua, sebagai manusia kita hanya bisa mengikuti alurnya saja."

Barata dan Kirana nampak menganggukan kepalanya, setelah mendengarkan penjelasan langsung dari kiyai Abdullah.

"Tapi bagaimana dengan Gus..? Putri saya mungkin tidak sepintar dan seramah para Ning, apa tidak akan mempermalukan Gus..?"

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang