42. Kecemburuan Sang Bidadari

10K 395 1
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

Dek...
Belajarlah mendewasa
Mengerti rasanya terluka oleh harapan sendiri
Paham bahwa manusia, siapapun orangnya,
mungkin untuk mengecewakan
Dek...
Belajarlah mendewasa dan sadarlah bahwa hanya Allah tumpuan segala harapan
Allah satu-satu-Nya pemilik kuasa atas segalanya.

Ustadzah Halimah Alaydrus
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

Alifa mengikuti langkah mbok Ndalem hingga terlihat keluarga kiyai Abdullah sedang bercengkrama di ruang tengah.

"Lif sini, ditungguin dari tadi tho sama suami kamu" ucap Umi Nurul.

Alifa hanya tersenyum, sambil menundukkan kepalanya.

"Sini mbak Ipar duduk sini" ucap Ning Aisyah

"Iya Ning"

"Kok Ning Sih? panggil aja Aisyah, aku sekarang adikmu lho" protes Ning Aisyah

"Maaf, belum terbiasa, masih suka lupa" jawab Alifa merasa canggung meskipun bukan pertama kalinya berada diantara keluarga Kiyai Abdullah, namun Alifa masih tetap saja merasa canggung.

"Mau sampai kapan berdiri disitu? atau mau saya pangku"

Deg

Alifa terkejut mendengar ucapan Gus Akram yang sangat frontal. Lagi-lagi dirinya di buat malu oleh Gus Akram didepan keluarga kiyai Abdullah.

Alifa memilih duduk di samping Ning Aisyah sebelum Gus Akram berbicara yang tidak-tidak.

"Maaf Ning, eh dek Aisyah, tadi kata Ustadzah kamu manggil saya? ada apa ya dek?" tanya Alifa pura-pura tidak tahu.

"Itu cuman modus nya Mas Akram saja mba" jawab Aisyah, Alifa tidak salah duga. Memang benar terbukti bahwa Gus Akram sengaja memanfaatkan keberadaan Ning Aisyah.

"Kok diam aja Lif? umi bikinin teh jahe anget ya!"

"Eh, enggak usah repot-repot Umi, nanti Alifa bikin sendiri aja" Alifa merasa sungkan juga harus dilayani oleh mertuanya sekaligus gurunya.

"Enggak repot, biar Umi bikinin"

"Tidah usah mik, kebetulan Alifa sudah kenyang mik" tolak Alifa secara halus.

"Ya sudah, lebih baik ajak istrimu kekamar Le! barangkali Alifa butuh istirahat" ucap Abah Abdullah membuat Gus Akram girang bukan main. Namun tidak untuk Alifa yang justru terasa mendebarkan.

Beberapa saat kemudian Alifa dan Gus Akram sudah berada di dalam kamar kecanggungan terjadi diantara keduanya, baru saja Gus Akram akan mengajak Alifa ngobrol namun terdengar bunyi nada dering dari ponsel Gus Akram. Tertera nama Anjani di layar ponsel Gus Akram, Alifa sempat membaca nama sipenelpon, dadanya mendadak nyeri.

"Halo, Assalamu'alaikum"

"Kapan?"

"Insyaallah, aku akan datang"

"Owh gitu"

"Ha ha ha, lucu banget sih"

Alifa hanya terdiam sambil memperharikan Gus Akram yang sedang menerima telpon dari Anjani, wanita yang bikin Alifa minder sekaligus cemburu. Bahkan terlihat Gus Akram sangat nyaman ngobrol di telphon bersama nya hingga tertawa lepas.

Rasanya Alifa ingin pergi dari kamar ini, namun itu tidak mungkin karena diluar pasti ada Ning Aisyah dan kedua orang tuanya.

Dari pada telinga Alifa terasa panas mendengarkan obrolan Gus Akram dengan Anjanihe, Alifa lebih baik menuju balkon.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang