16. Menghadap Calon Mertua

9.8K 410 7
                                    


📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

"Jangan kau iri kepada seorangpun atas sebuah nikmat karena kau tidak tahu apa yang akan Allah ambil darinya dan jangan bersedih atas sebuah musibah, sebab kau tidak tahu apa yang akan Allah hadiahkan untukmu. Maka selalu ucapkan Alhamdulillah."

~Syeikh Mutawalli Asy Sya'rawi
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
_________________

"Ngapalin apa lagi si fa..? Perasaan aku juga setoran hafalan tapi gak sesibuk kamu deh." Tika merasa heran pada sahabatnya, biasanya selepas sholat tahajud Alifa mengobrol bersama Tika sambil menunggu waktu subuh tiba. Tapi saat ini Tika melihat sahabatnya sedang sibuk menghafal bahkan beberapa kali dirinya melontarkan pertanyaan, selalu diabaikan

"Aku itu kena takziran tik ( hukuman )"

"Di takdir lagi..? Memangnya kamu melakukan kesalahan apa lagi..?" Tanya tika

"Pokoknya ada deh tik, dan yang bikin aku gugup aku harus setoran setiap pagi ke ndalem sama ummi Nurul."

"Apa...? Ummi Nurul..? Tapi beruntung banget kamu bisa setoran sama beliau, jarang-jarang loh ada santri yang mendapatkan kesempatan seperti kamu."

"Iya juga, tapi masalahnya ini tempatnya di ndalem loh tik, mana sendirian lagi, kamu bisa bayangin gimana gugupnya aku nanti"

"Iya, tapi kamu harus tetep semangat mungkin awalnya kamu gugup, nanti setelah terbiasa mungkin gak gugup lagi. Seneng dong bisa ketemu Gus Akram setiap hari." Tika menggoda Alifa, sampai sekarang Tika belum mengetahui kalau Gus yang menjadi idola para santri sudah bertunangan dengan Alifa

"Biasa aja kali, aku kan bukan fans nya beliau." Elah Alifa meskipun sempat mengakui ketampanan nya.

"Aku heran sama kamu fa, semua orang tergila-gila sama Gus sejuta umat itu, kenapa kamu tidak..? Apa jangan jangan mata kamu rabun sampai gak bisa melihat ketampanan Gus Akram yang paripurna"

"Enak aja rabun, udah ah malah jadi ngobrol gak jelas, jangan ganggu..!!! Aku mau lanjutin menghafal."

"Malu lah kalau sampai gak hafal di depan calon mertua, ehhhh kok calon mertua, didepan ummi Nurul maksudnya, yang notabenenya sebagai istri pemilik pesantren, sekaligus kiyai besar." Tentu saja Alifa hanya mampu berbicara dalam hatinya."

Sesuai kesepakatan, selesai sholat subuh berjamaah Alifa menuju Ndalem. "Do'ain aku ya tik semoga lancar."

"Sipp pasti aku do'akan, bila perlu aku do'ain juga supaya mata kamu terbuka sehingga bisa melihat ketampanan Gus Akram yang paripurna." Tika hanya bercanda namun bagi Alifa sunggu sangat khawatir do'a tersebut menjadi kenyataan

"Kok do'ain nya begitu sih." Protes Alifa lalu keduanya harus berpisah karena tujuan nya yang berbeda

Sesampainya didepan pintu ndalem, Alifa terdiam, nampak ragu untuk mengetuk pintu, bahkan jantungnya sudah tidak karuan sedari tadi. Tegangnya meleibihi menghadapi puluhan polisi yang akan menangkap penjahat.

"Mau sampai kapan berdiri disitu..?"

Deg

Alifa terkejut, Alifa tahu betul siapa pemilik suara itu, namun alifa enggan untuk membalikkan tubuhnya, karena posisi Gus Akram berada dibelakang Alifa. Gus Akram baru kembali dari mesjid, sempat tersenyum melihat Alifa sudah berada di depan rumahnya

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang