65. Aksi Gus Akram Yang Menggemparkan Pesantren

9.6K 360 12
                                    

📍بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ📍

Yang terbaik bukan mereka yang tinggi ilmunya tapi mereka yang selalu berprasangka baik. Karena pasti akhlaknya juga baik.

- Habib Ali Zaenal Abidin Alkaff
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

" Happy reading "
________________

Jam istirahat Tika mengajak Alifa menuju kantin, lagi-lagi Tika dibuat heran karena Alifa tidak memesan apapun, terpaksa Tika memesan kan minuman segar kesukaan Alifa, akan tetapi minuman itu hanya ditatap dengan wajah yang lesu tanpa berniat untuk meminumnya.

"Kamu itu sebenarnya kenapa sih Fa? dari pagi aku perhatiin kamu sering bengong" tanya Tika setelah menelan bakso jumbo yang la pesan.

"gak papa Tik, aku baik-baik saja" jawab Alifa tanpa menatap kearah Tika. Tika semakin yakin kalau sahabatnya sedang memikirkan sesuatu akan tetapi Tika tidak akan memaksanya untuk bercerita. Tika tetap menghargai Alifa.

"Kalau kamu cerita aku siap jadi pendengar setia selain itu siapa tahu aku bisa membantu" tawar Tika pada sahabatnya.

"Terimakasih banyak tik kamu memang sahabat aku yang paling baik" puji Alifa bersikap setenang mungkin, namun tetap saja wajahnya menyiratkan kesedihan, tika pun menyadari itu.

Tika pun berusaha menghibur Alifa dengan cerita konyol tentang semasa kecilnya, Alifa terpingkal-pingkal mendengar cerita yang menurutnya sangat lucu, bahkan Alifa menjadi penasaran dengan tempat tinggal Tika yang berada di desa. Alifa bisa melupakan kesedihannya ,tentu saja Tika merasa senang bisa menghibur sahabatnya yang awalnya bermuka masam kini kembali ceria.

"Aku jadi pengin main ke desa kamu tik, sepertinya disana asik, dan menyenangkan" ucap Alifa mulai banyak bicara.

"Tentu saja, nanti kalau liburan kamu wajib main ketempat aku, bakal aku ajak kamu ke sawah, aku juga pengin lihat seperti apa reaksi putri Sultan sekaligus Ning Alifa istri dari seorang Gus idola sejuta umat, begitu terjun langsung kesawah yang banyak lumpurnya?" canda Tika sambil tertawa

"Ah kamu ini, kita sama aja tik, enggak ada bedanya, sama-sama manusia" jawab Alifa sambil tertawa. Alifa tidak pernah membanggakan dirinya, bahkan Alifa selalu bersikap rendah hati dan mudah membaur dengan para santri lainnya tidak pandang bulu Alifa pun disukai banyak teman-teman nya. Tika pun menatap bangga pada sahabatnya.

Disaat keduanya asik bercanda tiba-tiba Ustadz Fardan dan ustad Rizky datang dan duduk tepat disebelah meja mereka, kebetulan hanya ditempat itu yang masih kosong belum berpenghuni.

Kecanggungan pun terjadi diantara Alifa, Tika dan Ustazd Rizky. Hanya Ustadz Fardan yang terlihat santai "Assalamu'alaikum Ning Alifa" sapa Ustadz Fardan membuat Alifa terkejut, mendengar dirinya di panggil Ning ditempat umum seperti ini. Alifa khawatir ada yang mendengar panggilan tersebut.

"Wa'alaikumsalam. jangan panggil Ning, ustadz!" protes Alifa setelah menjawab salam dari Ustazd Fardan.

"He he maaf kelepasan sudah makan?"

"Sudah" jawab Alifa sekenanya. Berbeda dengan Ustadz Rizky dan Tika yang masih terdiam dengan suasana yang menjadi kikuk.

"Alifa, sandal kamu yang sebelah sudah saya kasihkan ke Gus Akram, kemaren saya menemukan nya" ucap Ustadz Rizky pada akhirnya membuka suara untuk mengurangi kecanggungan. Rizky berusaha menerima kenyataan.

"Terimakasih banyak ustadz sudah menemukan sandal saya, dan maaf soal yang waktu itu, saya hanya bisa berdoa semoga Ustadz Rizky segera mendapatkan wanita yang lebih baik" jawab Alifa meskipun sedikit sungkan.

Ana Uhibbuka Fillah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang